Refurbish adalah istilah untuk jam yang mesinnya asli tapi dialnya sudah modifikasi. Biasanya dial lama yang dicat baru atau dial baru yang dicat berbeda samasekali dengan memberinya nama yang asli. Itulah yang terjadi pada Ricoh dengan dial hijau punya saya ini.
Saya beli jam loakan ini secara online di Bukalapak. Dari pelacakan internet saya tahu jam ini asalnya dari seller Ebay asal India. Saya membelinya lebih karena terpikat dengan disain dialnya. Lagipula saya jadi teringat sama Ricoh punya bapak, meski tidak mirip sama sekali. Dialnya hijau bertekstur seperti sulaman. Tulisan angka dan merk dicetak, bukan tempelan seperti lazimnya. Bagi saya yang belum paham bener soal jam waktu itu, wah ini jam cakep banget. Kayaknya asli.
Belakangan saya baru tahu bahwa dialnya tidak asli. Bahkan ternyata dialnya ditempel pake lem pada mesin, bukan ditancapkan pakai pin sebagaimana standar jam original. Kalau gambar pada dial jelas cetakan baru yang tidak berdasar pada disain aslinya. Ngarang sendiri. Saya nggak paham kalau dial itu sebenarnya norak hahaha. Meski begitu mesin di dalamnya tetap asli Ricoh. Menurut watchmaker langganan saya (alias pak tukang jam), mesin (movement) Ricoh nggak sebagus Seiko dan Citizen jadi ya nggak worth kalau mau dipalsu. Istilah saya untuk jam Ricoh ini adalah "Indian Refurbished" sedangkan di forum jam internet banyak yang menyebutnya "Mumbai Special" dengan sarkas. Di internet produk Indian refurbished ini cukup marak. Korbannya kebanyakan adalah merk Ricoh dan Citizen (yang sering saya temukan). Seringkali mesinnya asli tapi dialnya 100% diganti, jadi bukan restorative refurbished. Saya sebut Indian karena kebanyakan memang dilakukan di India. No rasist ya.
Saat saya sedang demen jam gini, Ricoh menjadi satu nama yang pasti saya ingat. Inilah merk jam yang pertamakali saya kenal. Sehari-hari mungkin saya lebih mengandalkan Seiko, Citizen atau kadang Bucherer. Tapi dengan kegantengan si Ricoh ijo kura-kura ini, kayaknya saya perlu untuk sering mengajaknya hangout bersama. Mengukirnya dengan kenangan berpetualang yang baru. Ya…si Ricoh ini perlu diajak bikin kisah baru. Karena saya nggak ngerti apa kisahnya sebelum jadi milik saya hehehe. Lha wong kisah pabrik yang melahirkan dia aja juga dilupakan orang.
Namun sayang seribu kali sayang...tak lama kemudian Si Ricoh ini kolpas tak sadarkan diri. Terpaksa saya bongkar. Gara-gara sok terampil, saya pun merusak satu komponen yang kayaknya memang sudah bakal rusak. Satu mur patah karena getas. Lalu mur lain yang lebih kecil melompat hilang.
Belum sempat saya menghela nafas, tampaknya ada bagian dalam (mungkin pegasnya) yang juga terlepas dari tempat semestinya. Tak genap 3 bulan, Si Ricoh dial hijau yang direfurbish orang India ini tewas memilukan. Padahal saya sempat berseloroh bahwa ini adalah jam terakhir saya (kalo ternyata bagus). Nyatanya kondisinya tak cukup prima. Apalagi ditambah tangan usil saya.
Ya sudah
Dan kemarin malam saya masih sempat memimpikan jam tangan Ricoh milik bapak saya....
(Ditulis oleh Gugun, dipost di Facebook Kronostoria dengan judul "RICOH, KISAH RAKSASA YANG TUMBANG DAN TERLUPAKAN" pada 25 November 2017)
2 Comments
Mantap
ReplyDeleteIzin copas ya Bro
ReplyDelete