Kolektor jam vintage pasti mutlak punya kenalan tukang servis, kecuali bisa nyervis sendiri. Apakah anda sudah punya tempat servis terpercaya? Atau masih mencari-cari karena kecewa dengan yang sudah dicoba?


Pak Gujer, tukang servis jam di Wlingi (Mitra Watch).


Pak Gujer (Mitra Watch) sedang bekerja. Level beliau adalah "Teknisi Servis".


Tukang servis jam kaki lima di Pasar Wlingi.

Punya jam antik berada di tangan tukang jam yang salah merupakan pelajaran yang mahal. Setidaknya anda musti tahu level-level jasa reparasi. Kalau saya kasih penggolongan begini:

1. TUKANG ASAL SERVIS: Ini levelnya tukang servis asal-asalan. Biaya murah dan tak ada jaminan. Resiko ada bagian yang dirusak, hilang atau malah tambah rusak besar sekali. Tidak cocok untuk kolektor jam serius.

2. TEKNISI SERVIS: Ini levelnya tukang servis di toko, mall-mall atau buka bengkel sendiri. Tukang tipe ini ahli tapi kadang kurang atensi pada detail. Jika anda kolektor serius, maka musti komunikasi yang baik dengan teknisinya.

3. TEKNISI HOROLOGI: Ini levelnya tinggi, atensi pada detail. Setiap ada potensi pengubahan dan modifikasi akan diterangkan pada client. Bahkan ia akan concern pada setiap scratch. Setiap part yang mau diganti akan diusahakan yang asli dari pabriknya. Ini ibaratnya dokter spesialis.

4. TEKNISI HOROLOGI SPESIALIS: Ini teknisi khusus yang dipekerjakan di servis resmi brand tertentu. Ia adalah teknisi perwakilan resmi dari brand tersebut. Teknisi spesialis ini hanya menservis jam yang dibeli secara resmi dari authorized dealer.

Dengan kategori itu anda bisa menentukan harapan anda kalau mau servis jam kesayangan anda. Harganya sesuai tidak?

Repotnya di kota kecil, pilihan jasa servis tidak banyak. Lantas bagaimana caranya menemukan tempat servis terbaik? Saya punya sedikit gambaran untuk menemukannya.

1. Tukang servis itu anggaplah kayak dokter sedangkan jam adalah tubuh anak anda yang sakit. Sering kita jadi langganan dokter tertentu bukan karena hal-hal rasional, melainkan rasa nyaman. Begitupun dengan barang antik. Seberapa nyaman jam anda ditangani oleh dia? Apakah ia selalu menggunakan sarung tangan, menghargai tiap sudut mesin dan bekerja secara halus? Tentukan kenyamanan anda. Pada suatu ketika saya nyaman aja dengan tukang jam pinggir jalan yang minim alat dan agak kasar. Tapi pernah juga baper dengan tukang jam di toko yang alatnya komplit.

2. Jika anda pengidap kecemasan akan koleksi yang akut (misalnya OCD kayak saya), maka harusnya anda juga belajar horology, belajar mesin jam. Jadi anda tahu mesin, meski untuk repairnya diserahkan ke tukang. Tukang lebih terampil dan pengalaman dalam membedah mesin, meski pengetahuan mereka kadang terbatas. Jadi mungkin akan nyaman kalau anda juga ikut mengamati proses reparasi. Meski ini juga tergantung tukangnya suka diganggu apa tidak. Tapi toh itu barang-barang anda juga, dan anda nanti mbayar juga. Dalam proses reparasi, sering ada bagian terpaksa dimodifikasi atau diganti. Selama proses reparasi bakal ada resiko bagian kecil yang tergores, patah, bengkok dll. Tentukan seberapa toleransi anda pada kejadian itu.

3. Sama kayak nyari dokter yang pas. Milih tukang reparasi juga tentang kenyamanan. Kenyamanan bisa juga tergantung reputasi dan pengalaman meski tak selalu. Jadi bukan sekadar mahalnya biaya, bonafidenya tempat dll. Anda sedang mempasrahkan sebuah koleksi seni yang "hidup". Maka menemukan tukang service yang baik juga masalah cocok-cocokan sama anda sendiri.

4. Biaya adalah pertimbangan juga. Apakah biaya yang diminta acceptable buat anda? Bisa jadi biaya service jadi lebih mahal daripada jamnya. Maka pertanyaannya adalah "is it worth?", cukup bernilai nggak anda keluar biaya sejumlah itu? Karena jam itu tak cuma nilai fungsi fisik, namun juga soal emotional value.

Demikian semoga berguna.