Ketika mulai agak serius baca-baca soal jam, reaksi awal saya terhadap harga jam mahal mungkin sama seperti orang awam lain. Gimana bisa jam yang fungsinya cuman gitu dihargai segitu? Apakah jam itu sampe bisa bikin kebal pemakainya ya? (emangnya jimat...)

Saya masih maklum jika jamnya bertatahkan berlian, tapi jam dengan case stainless steel bisa ratusan juta dan bahkan milyar?

Ada istilah snobisme, yakni fenomena dimana orang kaya membedakan diri mereka dengan kelas jelata. Orang-orang ini menandai diri mereka dengan "barang remeh" yang harganya selangit. Anda mungkin pernah dengar ada tas seharga puluhan juta milik pesohor yang nongol di TV. Emang berapa sih harga bahan untuk sebuah tas? Apalagi tas itu juga bukan dari kulit dinosaurus atau hewan langka. Begitulah snobisme. Ada produsen yang memang "high class" untuk konsumen snobis ini. Apakah jam adalah salah satunya?

Ngomong soal jam jawabannya bisa "ngambang". Ya dan juga tidak. Kenapa?

Yang pertama, jam (saya bicara soal jam mekanik, bukan quartz) secara teknis memang mahal. Beneran mahal. Pembuatannya butuh teknologi, presisi dan ketrampilan. Apalagi jika jam tersebut dibikin dengan tangan.

Jam semacam itu sudah ratusan tahun identik dengan Swiss. Makanya nama "Swiss made" sangat menjual. Konon saat presiden Sukarno dulu pingin ada "jam nasional", dan kita tahu mana mampu kita bikin pada masa itu, dipilihlah mesin bikinan Swiss untuk mengisi jam pencitraan nasional itu. Nama jam itu adalah Garuda. Mesinnya sebagian adalah Ronda-matic bikinan Swiss.

Nama-nama besar di dunia jam rata-rata bermarkas di Swiss. Rolex, Patek Philippe, Audemars Piguet, Jaeger LeCoultre dan lain-lain. Mereka ini sudah punya sejarah bikin jam bahkan ada yang sejak tahun 1800an. Inilah "wow" factornya. Setelah faktor teknologi atau fisikal jam, ini yang bikin sebuah merk jam mahal (dan berkelas). Prestise sejarah. Jadi kita tak cuma beli barang namun juga warisan sejarah.

Tentu saja ini jadi bau-bau snobis juga. Lha kalo udah diproduksi massal, apa pedulinya sama sejarah? Perkecualian tentu untuk para pembuat jam independen yang bikinnya handmade.

Ya begitu itu. Jam itu memang mengangkang di dua kutub. Dia memang mahal karena fisik namun juga karena prestise. Belum lagi kalo ada cap "Swiss made".

Itu bukan tourbillon. Itu open heart dial.

Foto yang saya lampirkan ini adalah jam murah bermerk Kronen & Söhne. Dari namanya terdengar "classy" kayak sebuah merk jam mewah Jerman, A. Lange & Söhne. Di website mereka pun memasang sebuah sejarah yang patut dipertanyakan. Begini tulis mereka:

"Kronen & Söhne" was founded in 1992 by a group of mechanical watchmakers in Germany. Beginning with a small workshop in an unknown alley, over the course of a few years its watches were praised for their elaborate art and craft and thus became more and more known.

Okey..."unknown alley"...nggak jelas nih. Tahun 1992 udah kekinian lho. Unknown alley itu maksudnya apaan? Biar sok misterius gitu? hahaha.

Lanjut lagi tulisnya:

".....However in the following years, the widespread popularity of the Quartz watch had inevitably a significant impact on the production and sales of the mechanical watch, resulting in the decline of orders and idleness, driving the KS business into a crisis."

Nah. Ini dia. Quartz crisis itu kejadiannya taun 70-80an, Bro! Udah lewat jauhhh. Gimana bisa baru lahir 1992 mengklaim kena dampak Quartz crisis?

Apa itu Quartz crisis?

Itu adalah saat industri jam mekanik di Swiss terguncang oleh teknologi Quartz Jepang. Gimana tidak? Jam quartz lebih akurat, murah, mudah maintenance. Diramalkan bahwa jam mekanik akan punah karena terlalu ribet, mahal dan ketinggalan jaman. Namun ternyata ramalan itu tak terwujud. ya berkat snobisme tadi.Jjam adalah prestise. Saat ini orang pun kembali mengagumi jam mekanik yang "ketinggalan jaman" itu. Bukan karena teknologinya, namun cita rasa "seni"nya.

Lanjut lagi. Masih tulisan di websitenya Kronen & Söhne.

"...After years, nowadays Kronen & Söhne's products are authorized manufacture and sales by chinese company Trillion Top Company Ltd."

Nahhhh. Jelas sudah! Ini jam Cina hahaha

Jadi reputasi mereka kayaknya udah naik level. Nggak cuma bikin jam palsu tapi juga bikin sejarah palsu hahaha. Correct me if I'm wrong.

Tentu beda ya sama Solvil et Titus. Solvil et Titus emang Swiss brand tulen. Berdiri tahun 1892, namun dijual ke orang Hongkong pada tahun 70an. Setidaknya jam ini masih mempertahankan kelas. Tercatat brand ambassadornya adalah artis top Mandarin kala itu; Dave Wang Chieh, Chow Yun Fat dan Andy Lau.

Beda juga sama Tianjin Sea-Gull, yang selain produksi massal movement "ecek-ecek" juga bikin seri high-end berharga mahal. Meski dibilang njiplak movement Swiss, setidaknya perusahaan ini nggak ngaku-ngaku Swiss atau memirip-miripkan merknya dengan nama Barat (kayak Kronen & Söhne).

Jam Cina emang masih jauh kayaknya kalo mau beradu ama Swiss made. Jangankan ama Swiss, sama Jepang (Seiko, Citizen dll.) aja masih kalah. Padahal kayak Tianjin Sea-Gull itu udah mulai menganyam sejarah yang solid. Ia berdiri tahun 1955 (relatif muda) dan makin matang dalam dunia manufaktur jam tangan. Mereka pernah bersitegang dengan pembuat jam Swiss gara-gara teknologi Tourbillon bikinan Tianjin diklaim melanggar hak patent. Namun kemudian perkara itu dimenangkan Cina. Konon seorang senior horologi dari Swiss sempat dibilang bahwa Tianjin Sea-gull ini bakal menantang teknologi Tourbillon Swiss. Itu menurut Mr. Jian Wang, General Manager of Tianjin Sea-Gull dalam sebuah wawancara. (Linknya di sini: http://www.europastar.com/…/1004082674-tianjin-sea-gull-wat…)

Jadi jam, berulangkali orang bilang, bukan sekadar penanda waktu. Ia adalah "semiotika"nya status sosial. Itu kalo anda setuju dengan snobisme. Kalo saya memandangnya berbeda. Jam adalah ciptaan manusia yang mengagumkan. Paduan seni dan teknologi. makanya ia akan cukup pantas dihargai sebagai penanda momen berharga dalam hidup. Ini tak selalu soal harga. Toh jam-jam saya juga bukan yang berharga fantastis. Mereka menjadi mahal karena kenangan yang saya ukirkan bersamanya.

(diposting di Facebook Kronostoria pada 25 November 2017)