Saya sempat menginginkan satu jam spesial yang bisa saya pake untuk menandai semua perjuangan saya. Yang bisa saya pake syuting, ngasih workshop, makan-makan, dolan-dolan dan bahkan pecicilan. Jam yang sangat tangguh di medan pertempuran namun juga elegan di ruang sosial. Jam yang awet hingga bisa diwariskan ke anak cucu. Lalu saya berhasil mendapatkan Oris Diver tahun 90an ini. Saya bayangkan ini akan jadi jam harian saya, setia melingkari pergelangan tangan.
Karena saya ceroboh, ujungnya jam ini saya abuse cukup parah. Nggak kenapa-kenapa saya bongkar, saya copot ring bezel divernya, saya bersihin. Padahal tindakan ini bikin bezelnya agak bengkok dikit. Lumayan lah memancing Obsessive Compulsive Disorder (OCD) saya kumat. Yang bikin galau lagi, biaya servicenya juga tidak murah. Perasaan saya campur aduk. Mau dijual lagi kok eman... padahal dengan abuse itu mustinya saya jadi nggak eman lagi untuk memakainya sebagai daily beater. Aneh emang perasaan kolektor yang OCD gini hehehe.
|
Feel so bad... |
Koleksi banyak jam ternyata bikin perasaan galau terus. Seringkali ada jam yang tak cukup terpakai. Mikir-mikir saya pingin juga jadi "one watch guy", yakni cuma memakai satu jam saja seumur hidup. Sebuah jam yang membuat saya kayak nggak mau beli jam lagi saking pentingnya ia sebagai penanda ingatan. Jam yang bukan sekadar alat melainkan juga sebagai penanda ingatan seorang pria. Kira-kira jam apa ya?
|
Amiiin!!! Segera kebeli hahaha. |
Rolex Submariner dari tahun kelahiran? Oris lagi? Atau sekalian Patek Philippe? Hehehe mimpi boleh kan?
Namun sesungguhnya jam yang mana nanti bakal saya kejar itu terus bergonta-ganti. Belakangan saya ingin Rolex Buckley White Dial. Lalu juga ingin Oris "Constantine" Modern Classic.
Kemudian gara-gara liat moonphase di jamnya Doctor Strange kok cakep, eh pingin juga moonphase watch. Sementara tahun-tahun berjalan, koleksi saya nambah namun jam-jam yang saya inginkan tadi belum tergapai. Tabungan saya belum nyampe sih. Maka kesehariannya saya sering pakai jam yang ada saja.
Jam ini adalah Cornavin "The Dolphin", dengan mesin Poljot Caliber 2616.2H Automatic, made in Russia. Saya tak pernah menyangka ini jadi jam harian saya beberapa tahun kemudian. Ini bukan daily beater watch yang sering saya bayangkan. Saya pakai spontan aja waktu itu. Tak dinyana, kisah yang saya lalui bersamanya sungguh luar biasa. Mulai dari nemenin depresi, jatuh dari skateboard malam-malam, latian meditasi, terbanting hingga pecah saat latian Wushu, kegores dinding, nemenin syuting bujet seperempat milyar, pacaran sama bebey, jalan-jalan, memenangkan beberapa kompetisi, tidur dan mandi. Hampir saya nggak pernah copot jam ini dari tangan padahal nggak water resist sama sekali.
Wah pokoknya banyak banget moment bersama jam ini. Jam ini juga nggak selalu dalam kondisi beres. Seringkali ia macet, melambat dan copot partnya. Bukan jam ideal buat daily beater. Tapi mungkin ini jam yang paling banyak kisahnya.
Di foto ia masih terlihat mulus. Sekarang udah banyak gores, dialnya juga cacat, index ada yang pernah lepas, kaca dah ganti beberapa kali. But he still there... My Cornavin Dolphin. Terakhir, bokongnya saya ukir kata yang paling bermakna pada saat itu, "Patience".
Saat Si Dolphin lagi "ngadat", macet atau akurasinya melenceng, saya biasa bawa ke service langganan saya. Namun sering pula saya biarkan dulu karena lagi nggak ada biaya. Si Dolphin ini memang langganan opname di tukang service jam. Nah, untuk menggantikan Si Dolphin saya bukannya pakai Oris yang saya gadang-gadang sebagai daily beater watch saya. Saya malah pakai yang ini. Citizen White Dial Cal. 8210 Ref 4-S810455 HSE. Kaca sepertinya sudah sapphire crystal. Mirip sama Patek Philippe Calatrava hehehe.
Saat beli, kondisi jam ini nggak prima. Mesinnya sering macet dan kemudian jarum menitnya lepas karena lubangnya aus. Saya ganti jarumnya pakai jarum dari Si Vint (kisah si Vint di sini). Makanya jarumnya Vint pernah cuma tinggal satu doang. Jarum kanibalan itu terlihat agak aneh namun daripada nggak ada sama sekali.
Jam ini sempat saya abaikan karena kisah saya bersamanya tak terlalu berkesan, Sayang sekali padahal water resistnya masih bagus. Saya rendam 24 jam nggak bocor sama sekali. Jam ini lalu masuk laci cukup lama beberapa tahun sampai ketika Si Dolphin mogok. maka saya iseng saja waktu memakainya. Saya service juga ke tukang langganan. Lagi-lagi tak disangka. Saya malah menjalani beberapa pengalaman berkesan bersamanya. Hasilnya saya pun menggoreskan kata-kata kenangan di bokongnya yang sebelumnya mulus itu. Hmmm nggak betah saya kalau nggak mengabadikan rasa itu. Padahal saya nggak punya alat dan skill engraving memadai. Kata-kata yang saya engrave masih mirip sama yang ada di bokong Si Dolphin, namun dengan tambahan. Kata-katanya; "Be Patient & Believe!"
Sekarang ini saya masih sering bimbang antara memakai Si Citizen White yang masih oke dan water resist ini atau balik lagi sama Si Dolphin.
Namun setelah semua pengalaman main jam ini saya jadi mengurangi nafsu beli jam, Percuma kan kalo nggak dipakai? Makanya saya sabar aja nunggu sampai grail watch saya termanifestasikan hehehe.
(pertama diposting di Facebook Kronostoria dengan judul "JAM DAN PENANDA INGATAN" pada 25 November 2017, direvisi pada 2019, dipisah jadi artikel tersendiri dan dikembangkan pada 23 Agustus 2024)
0 Comments