BEST WATCH COMMERCIAL EVER: BEBERAPA IKLAN JAM TERBAIK

Adakah dari anda yang jadi penggemar jam gara-gara iklan? Kalau saya malah enggak. Saya suka jam berawal dari nonton film. Tetapi melihat iklan-iklan ini rasanya jadi makin demen saja mainan jam. Berikut iklan-iklan jam terbaik versi saya. Selain karena taste pribadi, pertimbangan berdasar konten visual, naratif dan kuatnya branding.

1. Every Rolex Tells A Story - James Cameron

Iklan ini menampilkan James Cameron, sutradara kondang Amerika yang bikin film Titanic, Terminator, Avatar dll. Lebih berupa testimonial. Di sini branding Rolex sangat kuat karena mengemukakan value utama yang dianut Rolex. Jam bukan sekadar alat namun juga penanda kisah hidup. Iklan ini membuat pandangan saya soal jam berubah. Awalnya saya sekadar suka sama jam bagus, kini saya pilih jam karena ingin membikin cerita bersamanya.


2. Reinvent Yourself - Jaeger-LeCoultre feat. Diane Kruger

Iklan ini menampilkan kolase visual yang sangat sinematik. Seorang bayi perempuan, terlahir dalam buaian kasih sayang, masa belia ditempuh untuk mengejar passion sebagai ballerina, kemudian menjadi foto model dan aktris yang diperankan oleh Diane Kruger. Lagu dari Shirley Basset memunculkan aura yang elegan, nostalgic dan mengharukan. Meski yang ditampilkan adalah jam perempuan, namun slogan yang dicantumkan universal dan kuat. "Reinvent yourself", slogan ini beresonansi bagi yang selalu ingin menemukan diri yang baru setiap waktu. Apalagi bagi yang merasa bahwa diri yang lama penuh dengan luka. Sungguh iklan yang indah.


3. Solvil Et Titus - Three Years

Berupa film pendek tentang seorang perempuan yang menjual semua barang milik mantannya. Anehnya ia tak melakukannya sekaligus. Adegan yang sweet dan bikin baper, terlebih diiringi lagu lawas dari Anita Mui. Solvil Et Titus bukanlah brand besar namun memiliki sejarah yang cukup solid di Asia. Gara-gara iklan ini saya juga mulai respect sama brandnya.



Adakah dari anda yang jadi penggemar jam gara-gara iklan? Kalau saya malah enggak. Saya suka jam berawal dari nonton film. Tetapi melihat iklan-iklan ini rasanya jadi makin demen saja mainan jam. Berikut iklan-iklan jam terbaik versi saya. Selain karena taste pribadi, pertimbangan berdasar konten visual, naratif dan kuatnya branding.

1. Every Rolex Tells A Story - James Cameron

Iklan ini menampilkan James Cameron, sutradara kondang Amerika yang bikin film Titanic, Terminator, Avatar dll. Lebih berupa testimonial. Di sini branding Rolex sangat kuat karena mengemukakan value utama yang dianut Rolex. Jam bukan sekadar alat namun juga penanda kisah hidup. Iklan ini membuat pandangan saya soal jam berubah. Awalnya saya sekadar suka sama jam bagus, kini saya pilih jam karena ingin membikin cerita bersamanya.


2. Reinvent Yourself - Jaeger-LeCoultre feat. Diane Kruger

Iklan ini menampilkan kolase visual yang sangat sinematik. Seorang bayi perempuan, terlahir dalam buaian kasih sayang, masa belia ditempuh untuk mengejar passion sebagai ballerina, kemudian menjadi foto model dan aktris yang diperankan oleh Diane Kruger. Lagu dari Shirley Basset memunculkan aura yang elegan, nostalgic dan mengharukan. Meski yang ditampilkan adalah jam perempuan, namun slogan yang dicantumkan universal dan kuat. "Reinvent yourself", slogan ini beresonansi bagi yang selalu ingin menemukan diri yang baru setiap waktu. Apalagi bagi yang merasa bahwa diri yang lama penuh dengan luka. Sungguh iklan yang indah.


3. Solvil Et Titus - Three Years

Berupa film pendek tentang seorang perempuan yang menjual semua barang milik mantannya. Anehnya ia tak melakukannya sekaligus. Adegan yang sweet dan bikin baper, terlebih diiringi lagu lawas dari Anita Mui. Solvil Et Titus bukanlah brand besar namun memiliki sejarah yang cukup solid di Asia. Gara-gara iklan ini saya juga mulai respect sama brandnya.



Baca

JAM BAPAK

Jaman saya masih kuliah di Jogja, bapak bilang ke saya,
"Jame bapak kuwi gawenen." (Jam bapak itu kamu pakai saja lah.)
Saya saat itu, sebagai cah enom menolak. "Alah udah ada HP kok, Pak." Di mata saya, jam bapak itu gak ada pas-pasnya. Jadul, bulky, ndak fashionable blas.
Pernah pula suatu ketika bapak mau membelikan saya mesin ketik. Padahal saya sudah mulai menggunakan komputer. Bapak waktu itu juga heran, "Lha iki kertase seko ngendi le?" Bapak berpikir kalau grafis di komputer itu berasal dari gulungan kertas di tabung.


Lalu kira-kira 7 tahun setelah bapak wafat, saya mulai gemar horology. Barulah saya nyesal banget. Hampir semua barang peninggalan bapak (seperti yg di foto ini, medali veteran dan kompas) masih ada dalam kondisi terawat. Tapi di mana gerangan jam tangannya? Sampai hari ini gak ketemu-ketemu. Apa dikasih seseorang? Tapi siapa?
Repotnya saya baru nyariin juga setelah 7 tahunan. Apa sih pentingnya?
Hmmm tak ada yang bisa menggantikan jam warisan. Jam tangan bisa menjadi simbol konektivitas orang tua dan anak. Saya melewatkan hal itu dengan sia-sia.


Hubungan saya dengan bapak sebenarnya sih tak terlalu mulus di akhir. We have a distrust issue. He didn't believe about my passion and dream. Tapi setidaknya kenangan manis masa kecil masih terekam. Dia yang mengantarkan saya sekolah SD bahkan sampai kelas 5. Dia tak pernah menampar saya (beda sama ke kakak-kakak saya, maklum tentara). Semasa kecil bapak juga pernah bikinin saya mainan dari bambu. Yang jelas saya ingat tentu jam tangannya. Jam yang pernah saya gigitin rantainya.
Setelah bapak tiada, ada rasa penyesalan. Ya mungkin kami memang buruk dalam membangun sinkronisitas komunikasi.


Saya melihat jam rusak ini di lapak barang bekas online. Saya tak ingat persis apakah modelnya 100% sama. Sialnya foto bapak yang jelas pakai jam pun tak ada jadi susah mengidentifikasi. Yang jelas merk, model kaca, dial, index dan komplikasi sama (minus rantai). Tapi ini kondisi luarnya lebih bagus dari punya bapak. Punya bapak dulu dialnya kotor.
Saat saya pegang...wow...serasa beneran jam bapak. Yah...setidaknya ini bisa menjadi penanda rekonsiliasi emosional saya dengan bapak.

UPDATE SOAL JAM BAPAK

Jam yang saya beli kemarin, hari ini saya bawa ke watchmaker langganan. Seperti yang saya tulis kemarin, watchmaker ini ternyata adalah langganan bapak juga. Ia meyakinkan saya bahwa model case jam bapak saya adalah yang di foto ini. Namun model dialnya sama dengan yang saya bawa.



Lalu saya dapat info baru lagi bahwa ternyata jam itu belinya di pakdhenya. Karena itulah ia 100% yakin kalau model case jam bapak adalah yang seperti di foto. Lalu saya minta ia menukar dialnya saja ke jam yang itu. Apalagi mesin yang dari saya sudah rusak. Tinggal sekarang nyari bracelet yang akurat. Sayangnya saya lupa sama sekali model braceletnya, yang jelas untuk ukuran lug 18mm.

Maka sementara itu saya kasih strap kulit dulu. Agaknya lumayan. Anggap saja poor man's Grand Seiko hehehe lha rada mirip. Kenapa mesin seindah ini dulu saya tolak ya? Ya karena dulu belum mengapresiasi sih. Kembali ingatan saya melayang...



Dulu semasa kecil saya suka menatap logo kembang lotus di jam bapak berlama-lama. Jangan-jangan dari situ saya ada bakat OCD.
SEKILAS SEJARAH RICOH

Ricoh didirikan pada 1936 di Tokyo dengan nama Riken Kankōshi. Pada awalnya adalah pabrik mesin elektronik. Ricoh sangat terkenal dengan produk kamera dan mesin fotokopinya. Pada tahun 1962, perusahaan ini juga mencoba terjun di dunia jam tangan dengan mengakuisisi sebuah perusahaan jam yang bernama Takano Seimitsu Kogyo. Brand Takano, menurut artikel yang beredar di internet sudah ada sejak 1899. Setelah bergabung dengan Ricoh, brand Takano berganti nama jadi Ricoh. Masih di tahun 1962 tersebut, Ricoh bekerjasama dengan Hamilton watch untuk memproduksi jam elektrik. Sayangnya produk itu tidak sukses. Ricoh mengalami sukses lumayan ketika mulai mengekspor jam ke negara-negara Asia lain seperti India dan Indonesia. Itulah sebabnya jam tersebut banyak ditemukan di dua negara ini. 


Jaman saya masih kuliah di Jogja, bapak bilang ke saya,
"Jame bapak kuwi gawenen." (Jam bapak itu kamu pakai saja lah.)
Saya saat itu, sebagai cah enom menolak. "Alah udah ada HP kok, Pak." Di mata saya, jam bapak itu gak ada pas-pasnya. Jadul, bulky, ndak fashionable blas.
Pernah pula suatu ketika bapak mau membelikan saya mesin ketik. Padahal saya sudah mulai menggunakan komputer. Bapak waktu itu juga heran, "Lha iki kertase seko ngendi le?" Bapak berpikir kalau grafis di komputer itu berasal dari gulungan kertas di tabung.


Lalu kira-kira 7 tahun setelah bapak wafat, saya mulai gemar horology. Barulah saya nyesal banget. Hampir semua barang peninggalan bapak (seperti yg di foto ini, medali veteran dan kompas) masih ada dalam kondisi terawat. Tapi di mana gerangan jam tangannya? Sampai hari ini gak ketemu-ketemu. Apa dikasih seseorang? Tapi siapa?
Repotnya saya baru nyariin juga setelah 7 tahunan. Apa sih pentingnya?
Hmmm tak ada yang bisa menggantikan jam warisan. Jam tangan bisa menjadi simbol konektivitas orang tua dan anak. Saya melewatkan hal itu dengan sia-sia.


Hubungan saya dengan bapak sebenarnya sih tak terlalu mulus di akhir. We have a distrust issue. He didn't believe about my passion and dream. Tapi setidaknya kenangan manis masa kecil masih terekam. Dia yang mengantarkan saya sekolah SD bahkan sampai kelas 5. Dia tak pernah menampar saya (beda sama ke kakak-kakak saya, maklum tentara). Semasa kecil bapak juga pernah bikinin saya mainan dari bambu. Yang jelas saya ingat tentu jam tangannya. Jam yang pernah saya gigitin rantainya.
Setelah bapak tiada, ada rasa penyesalan. Ya mungkin kami memang buruk dalam membangun sinkronisitas komunikasi.


Saya melihat jam rusak ini di lapak barang bekas online. Saya tak ingat persis apakah modelnya 100% sama. Sialnya foto bapak yang jelas pakai jam pun tak ada jadi susah mengidentifikasi. Yang jelas merk, model kaca, dial, index dan komplikasi sama (minus rantai). Tapi ini kondisi luarnya lebih bagus dari punya bapak. Punya bapak dulu dialnya kotor.
Saat saya pegang...wow...serasa beneran jam bapak. Yah...setidaknya ini bisa menjadi penanda rekonsiliasi emosional saya dengan bapak.

UPDATE SOAL JAM BAPAK

Jam yang saya beli kemarin, hari ini saya bawa ke watchmaker langganan. Seperti yang saya tulis kemarin, watchmaker ini ternyata adalah langganan bapak juga. Ia meyakinkan saya bahwa model case jam bapak saya adalah yang di foto ini. Namun model dialnya sama dengan yang saya bawa.



Lalu saya dapat info baru lagi bahwa ternyata jam itu belinya di pakdhenya. Karena itulah ia 100% yakin kalau model case jam bapak adalah yang seperti di foto. Lalu saya minta ia menukar dialnya saja ke jam yang itu. Apalagi mesin yang dari saya sudah rusak. Tinggal sekarang nyari bracelet yang akurat. Sayangnya saya lupa sama sekali model braceletnya, yang jelas untuk ukuran lug 18mm.

Maka sementara itu saya kasih strap kulit dulu. Agaknya lumayan. Anggap saja poor man's Grand Seiko hehehe lha rada mirip. Kenapa mesin seindah ini dulu saya tolak ya? Ya karena dulu belum mengapresiasi sih. Kembali ingatan saya melayang...



Dulu semasa kecil saya suka menatap logo kembang lotus di jam bapak berlama-lama. Jangan-jangan dari situ saya ada bakat OCD.
SEKILAS SEJARAH RICOH

Ricoh didirikan pada 1936 di Tokyo dengan nama Riken Kankōshi. Pada awalnya adalah pabrik mesin elektronik. Ricoh sangat terkenal dengan produk kamera dan mesin fotokopinya. Pada tahun 1962, perusahaan ini juga mencoba terjun di dunia jam tangan dengan mengakuisisi sebuah perusahaan jam yang bernama Takano Seimitsu Kogyo. Brand Takano, menurut artikel yang beredar di internet sudah ada sejak 1899. Setelah bergabung dengan Ricoh, brand Takano berganti nama jadi Ricoh. Masih di tahun 1962 tersebut, Ricoh bekerjasama dengan Hamilton watch untuk memproduksi jam elektrik. Sayangnya produk itu tidak sukses. Ricoh mengalami sukses lumayan ketika mulai mengekspor jam ke negara-negara Asia lain seperti India dan Indonesia. Itulah sebabnya jam tersebut banyak ditemukan di dua negara ini. 


Baca

SERVIS JAM TERBAIK

Kolektor jam vintage pasti mutlak punya kenalan tukang servis, kecuali bisa nyervis sendiri. Apakah anda sudah punya tempat servis terpercaya? Atau masih mencari-cari karena kecewa dengan yang sudah dicoba?


Pak Gujer, tukang servis jam di Wlingi (Mitra Watch).


Pak Gujer (Mitra Watch) sedang bekerja. Level beliau adalah "Teknisi Servis".


Tukang servis jam kaki lima di Pasar Wlingi.

Punya jam antik berada di tangan tukang jam yang salah merupakan pelajaran yang mahal. Setidaknya anda musti tahu level-level jasa reparasi. Kalau saya kasih penggolongan begini:

1. TUKANG ASAL SERVIS: Ini levelnya tukang servis asal-asalan. Biaya murah dan tak ada jaminan. Resiko ada bagian yang dirusak, hilang atau malah tambah rusak besar sekali. Tidak cocok untuk kolektor jam serius.

2. TEKNISI SERVIS: Ini levelnya tukang servis di toko, mall-mall atau buka bengkel sendiri. Tukang tipe ini ahli tapi kadang kurang atensi pada detail. Jika anda kolektor serius, maka musti komunikasi yang baik dengan teknisinya.

3. TEKNISI HOROLOGI: Ini levelnya tinggi, atensi pada detail. Setiap ada potensi pengubahan dan modifikasi akan diterangkan pada client. Bahkan ia akan concern pada setiap scratch. Setiap part yang mau diganti akan diusahakan yang asli dari pabriknya. Ini ibaratnya dokter spesialis.

4. TEKNISI HOROLOGI SPESIALIS: Ini teknisi khusus yang dipekerjakan di servis resmi brand tertentu. Ia adalah teknisi perwakilan resmi dari brand tersebut. Teknisi spesialis ini hanya menservis jam yang dibeli secara resmi dari authorized dealer.

Dengan kategori itu anda bisa menentukan harapan anda kalau mau servis jam kesayangan anda. Harganya sesuai tidak?

Repotnya di kota kecil, pilihan jasa servis tidak banyak. Lantas bagaimana caranya menemukan tempat servis terbaik? Saya punya sedikit gambaran untuk menemukannya.

1. Tukang servis itu anggaplah kayak dokter sedangkan jam adalah tubuh anak anda yang sakit. Sering kita jadi langganan dokter tertentu bukan karena hal-hal rasional, melainkan rasa nyaman. Begitupun dengan barang antik. Seberapa nyaman jam anda ditangani oleh dia? Apakah ia selalu menggunakan sarung tangan, menghargai tiap sudut mesin dan bekerja secara halus? Tentukan kenyamanan anda. Pada suatu ketika saya nyaman aja dengan tukang jam pinggir jalan yang minim alat dan agak kasar. Tapi pernah juga baper dengan tukang jam di toko yang alatnya komplit.

2. Jika anda pengidap kecemasan akan koleksi yang akut (misalnya OCD kayak saya), maka harusnya anda juga belajar horology, belajar mesin jam. Jadi anda tahu mesin, meski untuk repairnya diserahkan ke tukang. Tukang lebih terampil dan pengalaman dalam membedah mesin, meski pengetahuan mereka kadang terbatas. Jadi mungkin akan nyaman kalau anda juga ikut mengamati proses reparasi. Meski ini juga tergantung tukangnya suka diganggu apa tidak. Tapi toh itu barang-barang anda juga, dan anda nanti mbayar juga. Dalam proses reparasi, sering ada bagian terpaksa dimodifikasi atau diganti. Selama proses reparasi bakal ada resiko bagian kecil yang tergores, patah, bengkok dll. Tentukan seberapa toleransi anda pada kejadian itu.

3. Sama kayak nyari dokter yang pas. Milih tukang reparasi juga tentang kenyamanan. Kenyamanan bisa juga tergantung reputasi dan pengalaman meski tak selalu. Jadi bukan sekadar mahalnya biaya, bonafidenya tempat dll. Anda sedang mempasrahkan sebuah koleksi seni yang "hidup". Maka menemukan tukang service yang baik juga masalah cocok-cocokan sama anda sendiri.

4. Biaya adalah pertimbangan juga. Apakah biaya yang diminta acceptable buat anda? Bisa jadi biaya service jadi lebih mahal daripada jamnya. Maka pertanyaannya adalah "is it worth?", cukup bernilai nggak anda keluar biaya sejumlah itu? Karena jam itu tak cuma nilai fungsi fisik, namun juga soal emotional value.

Demikian semoga berguna.

Kolektor jam vintage pasti mutlak punya kenalan tukang servis, kecuali bisa nyervis sendiri. Apakah anda sudah punya tempat servis terpercaya? Atau masih mencari-cari karena kecewa dengan yang sudah dicoba?


Pak Gujer, tukang servis jam di Wlingi (Mitra Watch).


Pak Gujer (Mitra Watch) sedang bekerja. Level beliau adalah "Teknisi Servis".


Tukang servis jam kaki lima di Pasar Wlingi.

Punya jam antik berada di tangan tukang jam yang salah merupakan pelajaran yang mahal. Setidaknya anda musti tahu level-level jasa reparasi. Kalau saya kasih penggolongan begini:

1. TUKANG ASAL SERVIS: Ini levelnya tukang servis asal-asalan. Biaya murah dan tak ada jaminan. Resiko ada bagian yang dirusak, hilang atau malah tambah rusak besar sekali. Tidak cocok untuk kolektor jam serius.

2. TEKNISI SERVIS: Ini levelnya tukang servis di toko, mall-mall atau buka bengkel sendiri. Tukang tipe ini ahli tapi kadang kurang atensi pada detail. Jika anda kolektor serius, maka musti komunikasi yang baik dengan teknisinya.

3. TEKNISI HOROLOGI: Ini levelnya tinggi, atensi pada detail. Setiap ada potensi pengubahan dan modifikasi akan diterangkan pada client. Bahkan ia akan concern pada setiap scratch. Setiap part yang mau diganti akan diusahakan yang asli dari pabriknya. Ini ibaratnya dokter spesialis.

4. TEKNISI HOROLOGI SPESIALIS: Ini teknisi khusus yang dipekerjakan di servis resmi brand tertentu. Ia adalah teknisi perwakilan resmi dari brand tersebut. Teknisi spesialis ini hanya menservis jam yang dibeli secara resmi dari authorized dealer.

Dengan kategori itu anda bisa menentukan harapan anda kalau mau servis jam kesayangan anda. Harganya sesuai tidak?

Repotnya di kota kecil, pilihan jasa servis tidak banyak. Lantas bagaimana caranya menemukan tempat servis terbaik? Saya punya sedikit gambaran untuk menemukannya.

1. Tukang servis itu anggaplah kayak dokter sedangkan jam adalah tubuh anak anda yang sakit. Sering kita jadi langganan dokter tertentu bukan karena hal-hal rasional, melainkan rasa nyaman. Begitupun dengan barang antik. Seberapa nyaman jam anda ditangani oleh dia? Apakah ia selalu menggunakan sarung tangan, menghargai tiap sudut mesin dan bekerja secara halus? Tentukan kenyamanan anda. Pada suatu ketika saya nyaman aja dengan tukang jam pinggir jalan yang minim alat dan agak kasar. Tapi pernah juga baper dengan tukang jam di toko yang alatnya komplit.

2. Jika anda pengidap kecemasan akan koleksi yang akut (misalnya OCD kayak saya), maka harusnya anda juga belajar horology, belajar mesin jam. Jadi anda tahu mesin, meski untuk repairnya diserahkan ke tukang. Tukang lebih terampil dan pengalaman dalam membedah mesin, meski pengetahuan mereka kadang terbatas. Jadi mungkin akan nyaman kalau anda juga ikut mengamati proses reparasi. Meski ini juga tergantung tukangnya suka diganggu apa tidak. Tapi toh itu barang-barang anda juga, dan anda nanti mbayar juga. Dalam proses reparasi, sering ada bagian terpaksa dimodifikasi atau diganti. Selama proses reparasi bakal ada resiko bagian kecil yang tergores, patah, bengkok dll. Tentukan seberapa toleransi anda pada kejadian itu.

3. Sama kayak nyari dokter yang pas. Milih tukang reparasi juga tentang kenyamanan. Kenyamanan bisa juga tergantung reputasi dan pengalaman meski tak selalu. Jadi bukan sekadar mahalnya biaya, bonafidenya tempat dll. Anda sedang mempasrahkan sebuah koleksi seni yang "hidup". Maka menemukan tukang service yang baik juga masalah cocok-cocokan sama anda sendiri.

4. Biaya adalah pertimbangan juga. Apakah biaya yang diminta acceptable buat anda? Bisa jadi biaya service jadi lebih mahal daripada jamnya. Maka pertanyaannya adalah "is it worth?", cukup bernilai nggak anda keluar biaya sejumlah itu? Karena jam itu tak cuma nilai fungsi fisik, namun juga soal emotional value.

Demikian semoga berguna.

Baca

MESIN-MESIN JAM SEIKO DAN TAHUN PRODUKSINYA

Buat anda yang mau nyari Seiko sesuai tahun kelahiran mungkin hehehe 
DAFTAR MOVEMENT SEIKO

Mesin Caliber Mulai Akhir Jenis
=========================================
6309A 6309 1976 1987 Automatic
7006A 7006 1971 1981 Automatic
7009A 7009 1988 1999 Automatic
7S26A 7S26 1996 . Automatic
7S26B 7S26 2006 . Automatic
7S26C 7S26 2011 . Automatic
7S35A 7S35 1996 . Automatic
7S35B 7S35 2007 . Automatic
7S35C 7S35 2011 . Automatic
7S36A 7S36 1996 . Automatic
7S36B 7S36 1996 . Automatic
7S36C 7S36 2011 . Automatic
2205A 2205 1970 1980 Automatic
2206A 2206 1971 1980 Automatic
4205A 4205 1981 1992 Automatic (bisa manual)
4205B 4205 1992 . Automatic (bisa manual)
4205C 4205 1992 . Automatic (bisa manual)
4206A 4206 1981 2002 Automatic (bisa manual)
4206B 4206 1992 . Automatic (bisa manual)
4206C 4206 1992 . Automatic (bisa manual)
4R15A 4R15 2008 . Automatic (bisa manual)
4R16A 4R16 2008 . Automatic (bisa manual)
4R35A 4R35 2010 . Automatic (bisa manual)
4R35B 4R35 2010 . Automatic (bisa manual)
4R36A 4R36 2010 . Automatic (bisa manual)
4R37A 4R37 2010 . Automatic (bisa manual)
4R38A 4R38 2010 . Automatic (bisa manual)
4R39A 4R39 2010 . Automatic (bisa manual)
6R15A 6R15 2005 . Automatic (bisa manual)
6R15B 6R15 2005 . Automatic (bisa manual)
6R15C 6R15 2005 . Automatic (bisa manual)


Sumber: Watchsleuth
Buat anda yang mau nyari Seiko sesuai tahun kelahiran mungkin hehehe 
DAFTAR MOVEMENT SEIKO

Mesin Caliber Mulai Akhir Jenis
=========================================
6309A 6309 1976 1987 Automatic
7006A 7006 1971 1981 Automatic
7009A 7009 1988 1999 Automatic
7S26A 7S26 1996 . Automatic
7S26B 7S26 2006 . Automatic
7S26C 7S26 2011 . Automatic
7S35A 7S35 1996 . Automatic
7S35B 7S35 2007 . Automatic
7S35C 7S35 2011 . Automatic
7S36A 7S36 1996 . Automatic
7S36B 7S36 1996 . Automatic
7S36C 7S36 2011 . Automatic
2205A 2205 1970 1980 Automatic
2206A 2206 1971 1980 Automatic
4205A 4205 1981 1992 Automatic (bisa manual)
4205B 4205 1992 . Automatic (bisa manual)
4205C 4205 1992 . Automatic (bisa manual)
4206A 4206 1981 2002 Automatic (bisa manual)
4206B 4206 1992 . Automatic (bisa manual)
4206C 4206 1992 . Automatic (bisa manual)
4R15A 4R15 2008 . Automatic (bisa manual)
4R16A 4R16 2008 . Automatic (bisa manual)
4R35A 4R35 2010 . Automatic (bisa manual)
4R35B 4R35 2010 . Automatic (bisa manual)
4R36A 4R36 2010 . Automatic (bisa manual)
4R37A 4R37 2010 . Automatic (bisa manual)
4R38A 4R38 2010 . Automatic (bisa manual)
4R39A 4R39 2010 . Automatic (bisa manual)
6R15A 6R15 2005 . Automatic (bisa manual)
6R15B 6R15 2005 . Automatic (bisa manual)
6R15C 6R15 2005 . Automatic (bisa manual)


Sumber: Watchsleuth
Baca

ORIS DIVER Tahun 90'an

Kalau bicara soal jam diver Swiss, maka kita akan susah lepas dari bayang-bayang Rolex Submariner. Disainnya yang ikonik ditiru oleh banyak brand dan sedikit yang mau menjadi orisinil.

Oris adalah satu brand independen yang tidak ikutan latah. Mereka meluncurkan seri diver yang menurut kami disainnya cukup orisinil. Namun bicara Oris Diver rata-rata kita digiring mengingat 2 model keluaran mereka yakni Diver 65 (vintage) dan Aquis (modern). Oris Diver 65 telah diremake dan cukup laris di pasaran bersama seri diver modern mereka.

Oris Diver 65 aslinya. Foto dari anggota forum Watchuseek

Beberapa orang sempat protes karena Oris Diver 65 dianggap bukanlah sungguh-sungguh jam diver karena rate ketahanan airnya yang cuma 100 meter. Meski begitu ada juga yang membelanya bahwa 100 meter sudah cukup untuk menyelam rekreasional. Toh kalo mau diving sungguhan mereka bisa membeli Oris Aquis Depth Gauge yang ratenya 500 meter.

Di antara ketenaran Oris Diver 65 dan Aquis, ada satu model jam diver Oris yang sudah dilupakan orang. Yaitu jam diver di foto ini.


Oris diver ini berasal dari tahun (mungkin) 90an). Ukuran midsize dengan case all stainless steel, unidirectional bezel, kaca sapphire crystal, mesin memakai ETA 2688 automatic 17 jewels date only complication dan water protected 200 meter (standar minimum jam diver saat ini). Menurut data power reserve optimum adalah 38 jam.


Meski orisinil, terlihat di disain bezelnya yang punya tiga "tanduk" kecil, mungkin Oris yang ini kurang memorable dibanding diver 65. Oris dikenal sebagai brand yang "nggak neko-neko". Mereka bikin jam yang praktis, harga masuk akal, nggak kebanyakan pakai endorsement selebriti. Mungkin karena dulu company Chairman-nya Oris yakni Ulrich W. Herzog, pernah belajar dari industri jam Jepang.

Ini uniknya perjalanan company Oris. Jepang adalah biang kerok quartz crisis yang bikin industri jam mekanik di Swiss nyaris tumbang total. Namun anehnya, mereka tetap juga membikin dan menjual jam mekanik bareng dengan quartz. Mungkin Oris belajar dari situ. Get your friends close but your enemies closer.

Kalau kita amati, jam-jam Jepang macam Seiko dan Citizen, disainnya lebih fungsional. Mereka nggak "kemayu" kayak jam-jam mahal Swiss. Bedanya kalau Oris setelah tahun 1980an (dan ini kerennya) cuma bikin jam mekanik. Tak ada lagi quartz.

Kalau dirasa-rasa memang aura utilitarian ala jam Jepang terasa di Oris diver model ini. Sesuai sama slogannya "Real watch for the real people". Tentu tak bisa dibandingkan dengan jam diver "snob" macam Rolex Submariner hehehe. Oris Diver 90an ini mungkin lebih dekat dengan Seiko Diver karena filosofinya: praktis, nggak neko-neko. Tapi harganya tentu saja bisa 3 - 4 kali lipatnya (yang tetap saja tergolong murah dibandingkan jam Swiss diver lainnya).

Bagaimanapun di mata saya, Oris selalu punya kelas dan gayanya sendiri. Menurut saya, inilah model yang pas buat yang bukan penggemar jam gemerlap. Bisa jadi ini bukan idola banyak penggemar jam diver. Ia bahkan nyaris dilupakan. Repotnya lagi, nyarinya juga nggak gampang.

Bagi anda yang paham sejarah dari brand Oris, saya pikir akan lebih bisa menaruh respect pada jam ini. Oris adalah brand tipe "rebel". Ingat pada tahun 80an mereka melakukan buy back perusahaan mereka biar bisa kembali independen. Menjadi "rebel" tak selalu diingat banyak orang. Jam ini adalah untuk yang terus berjuang tanpa peduli anggapan orang sekitar. Karena berjuang adalah demi pencapaian nilai pribadi, bukan buat menyenangkan sebanyak mungkin orang. Dan sebagaimana jam diver, perjuangan perlu ketangguhan lebih daripada sekadar "berdetak".


Kalau bicara soal jam diver Swiss, maka kita akan susah lepas dari bayang-bayang Rolex Submariner. Disainnya yang ikonik ditiru oleh banyak brand dan sedikit yang mau menjadi orisinil.

Oris adalah satu brand independen yang tidak ikutan latah. Mereka meluncurkan seri diver yang menurut kami disainnya cukup orisinil. Namun bicara Oris Diver rata-rata kita digiring mengingat 2 model keluaran mereka yakni Diver 65 (vintage) dan Aquis (modern). Oris Diver 65 telah diremake dan cukup laris di pasaran bersama seri diver modern mereka.

Oris Diver 65 aslinya. Foto dari anggota forum Watchuseek

Beberapa orang sempat protes karena Oris Diver 65 dianggap bukanlah sungguh-sungguh jam diver karena rate ketahanan airnya yang cuma 100 meter. Meski begitu ada juga yang membelanya bahwa 100 meter sudah cukup untuk menyelam rekreasional. Toh kalo mau diving sungguhan mereka bisa membeli Oris Aquis Depth Gauge yang ratenya 500 meter.

Di antara ketenaran Oris Diver 65 dan Aquis, ada satu model jam diver Oris yang sudah dilupakan orang. Yaitu jam diver di foto ini.


Oris diver ini berasal dari tahun (mungkin) 90an). Ukuran midsize dengan case all stainless steel, unidirectional bezel, kaca sapphire crystal, mesin memakai ETA 2688 automatic 17 jewels date only complication dan water protected 200 meter (standar minimum jam diver saat ini). Menurut data power reserve optimum adalah 38 jam.


Meski orisinil, terlihat di disain bezelnya yang punya tiga "tanduk" kecil, mungkin Oris yang ini kurang memorable dibanding diver 65. Oris dikenal sebagai brand yang "nggak neko-neko". Mereka bikin jam yang praktis, harga masuk akal, nggak kebanyakan pakai endorsement selebriti. Mungkin karena dulu company Chairman-nya Oris yakni Ulrich W. Herzog, pernah belajar dari industri jam Jepang.

Ini uniknya perjalanan company Oris. Jepang adalah biang kerok quartz crisis yang bikin industri jam mekanik di Swiss nyaris tumbang total. Namun anehnya, mereka tetap juga membikin dan menjual jam mekanik bareng dengan quartz. Mungkin Oris belajar dari situ. Get your friends close but your enemies closer.

Kalau kita amati, jam-jam Jepang macam Seiko dan Citizen, disainnya lebih fungsional. Mereka nggak "kemayu" kayak jam-jam mahal Swiss. Bedanya kalau Oris setelah tahun 1980an (dan ini kerennya) cuma bikin jam mekanik. Tak ada lagi quartz.

Kalau dirasa-rasa memang aura utilitarian ala jam Jepang terasa di Oris diver model ini. Sesuai sama slogannya "Real watch for the real people". Tentu tak bisa dibandingkan dengan jam diver "snob" macam Rolex Submariner hehehe. Oris Diver 90an ini mungkin lebih dekat dengan Seiko Diver karena filosofinya: praktis, nggak neko-neko. Tapi harganya tentu saja bisa 3 - 4 kali lipatnya (yang tetap saja tergolong murah dibandingkan jam Swiss diver lainnya).

Bagaimanapun di mata saya, Oris selalu punya kelas dan gayanya sendiri. Menurut saya, inilah model yang pas buat yang bukan penggemar jam gemerlap. Bisa jadi ini bukan idola banyak penggemar jam diver. Ia bahkan nyaris dilupakan. Repotnya lagi, nyarinya juga nggak gampang.

Bagi anda yang paham sejarah dari brand Oris, saya pikir akan lebih bisa menaruh respect pada jam ini. Oris adalah brand tipe "rebel". Ingat pada tahun 80an mereka melakukan buy back perusahaan mereka biar bisa kembali independen. Menjadi "rebel" tak selalu diingat banyak orang. Jam ini adalah untuk yang terus berjuang tanpa peduli anggapan orang sekitar. Karena berjuang adalah demi pencapaian nilai pribadi, bukan buat menyenangkan sebanyak mungkin orang. Dan sebagaimana jam diver, perjuangan perlu ketangguhan lebih daripada sekadar "berdetak".


Baca

KENAPA ADA JAM SEHARGA RUMAH?

Kita bisa membagi era jam ke dalam 2 jaman: Pre Quartz dan Post Quartz. Pre Quartz adalah era di mana para pembuat jam berlomba soal akurasi. Diawali dengan inovasi Tourbillon dari Breguet. Meski inovasi ini kemudian waktu dianggap agak "sia-sia" karena hasilnya ndak terlalu signifikan, Tourbillon dianggap sebagai pencapaian estetik yang tinggi di dunia pembuatan jam.

Era quartz mengubah banyak hal. Setidaknya dua hal yang terpenting: perlakuan terhadap manufaktur jam dan juga strategi penjualan. Bagaimanapun quartz tetaplah jauh lebih akurat dan nggak ribet dibanding jam mekanik, tak bisa dibantah lagi. Maka yang dilakukan produsen jam mekanik adalah menyentuh sisi pribadi dari pemakainya. jam sebagai seni, gaya hidup dan penanda memori. Melejitnya harga Rolex sebagai penanda status adalah contoh paling gamblang.

Dari sini maka kita bisa paham bahwa harga jam bukan saja dinilai secara material. Kini, era post quartz, jam mekanik dinilai sebagai sebuah penanda kemajuan peradaban manusia. Miniatur kemajuan teknologi dalam sebuah case kecil. Ia menjadi benda sentimentil yang juga fungsional. Apalagi jika perusahaan pembikinnya sudah berusia hitungan abad maka nilai warisan budaya pun akan masuk menambahkan nilai nominal sebuah jam. Jadi jangan heran jika sebuah jam yang dibikin oleh perusahaan berusia seabad harganya bisa sampai seharga rumah. Memang susah dipilah antara nilai status dengan snobisme.

Tabel ini memaparkan gambaran kasar belaka. Pada kenyataannya beberapa model jam brand tertentu harganya bisa berada di level lain karena satu hal. Setidaknya anda punya gambaran... jam yang anda pakai atau rencana mau beli itu ada di kategori yang mana.

Bagi kami, tetap saja, nilai suatu jam itu tak diukur dengan semata harga melainkan kisah yang anda alami bersamanya. Karena untuk itu kami menulis di Kronostoria.

Kita bisa membagi era jam ke dalam 2 jaman: Pre Quartz dan Post Quartz. Pre Quartz adalah era di mana para pembuat jam berlomba soal akurasi. Diawali dengan inovasi Tourbillon dari Breguet. Meski inovasi ini kemudian waktu dianggap agak "sia-sia" karena hasilnya ndak terlalu signifikan, Tourbillon dianggap sebagai pencapaian estetik yang tinggi di dunia pembuatan jam.

Era quartz mengubah banyak hal. Setidaknya dua hal yang terpenting: perlakuan terhadap manufaktur jam dan juga strategi penjualan. Bagaimanapun quartz tetaplah jauh lebih akurat dan nggak ribet dibanding jam mekanik, tak bisa dibantah lagi. Maka yang dilakukan produsen jam mekanik adalah menyentuh sisi pribadi dari pemakainya. jam sebagai seni, gaya hidup dan penanda memori. Melejitnya harga Rolex sebagai penanda status adalah contoh paling gamblang.

Dari sini maka kita bisa paham bahwa harga jam bukan saja dinilai secara material. Kini, era post quartz, jam mekanik dinilai sebagai sebuah penanda kemajuan peradaban manusia. Miniatur kemajuan teknologi dalam sebuah case kecil. Ia menjadi benda sentimentil yang juga fungsional. Apalagi jika perusahaan pembikinnya sudah berusia hitungan abad maka nilai warisan budaya pun akan masuk menambahkan nilai nominal sebuah jam. Jadi jangan heran jika sebuah jam yang dibikin oleh perusahaan berusia seabad harganya bisa sampai seharga rumah. Memang susah dipilah antara nilai status dengan snobisme.

Tabel ini memaparkan gambaran kasar belaka. Pada kenyataannya beberapa model jam brand tertentu harganya bisa berada di level lain karena satu hal. Setidaknya anda punya gambaran... jam yang anda pakai atau rencana mau beli itu ada di kategori yang mana.

Bagi kami, tetap saja, nilai suatu jam itu tak diukur dengan semata harga melainkan kisah yang anda alami bersamanya. Karena untuk itu kami menulis di Kronostoria.

Baca

MEMAKAI JAM TANGAN DI BAWAH PERGELANGAN

Dulunya jam tangan adalah aksesoris perempuan. Pria hanya lazim memakai jam saku. Namun ketika perang dunia terjadi, para serdadu merasa bahwa jam saku tidak praktis untuk kebutuhan taktis. Lalu diciptakanlah gelang dengan kantong untuk memasang jam saku jadi jam tangan. Tak beberapa lama kemudian jam tangan menjadi lazim baik untuk pria maupun perempuan.


Cara memakai jam yang sering kita jumpai adalah di atas pergelangan tangan. Ini adalah cara umum atau saya sebut saja cara fashion. Namun tak jarang ada pula yang memakainya di bawah pergelangan. Ini saya sebut cara taktis (tactical).

Cara pakai jam ini populer di kalangan militer. Fungsinya antara lain:

-Menghindarkan kaca dari benturan tak sengaja. Bagian atas pergelangan adalah bagian yang paling sering terekspose benturan. Dengan memakai jam di bawah pergelangan maka relatif aman. Tapi cara ini tak efektif untuk anda pekerja kantor yang sering menaruh tangan di meja karena kaca akan tergesek ke permukaan meja.
- Menghindarkan kaca dari cipratan air. Pada jaman dulu, kualitas waterproof jam tentu tak sebaik sekarang.
- Menghindari pemantulan cahaya lewat kaca jam. Bagi seorang prajurit, pantulan cahaya akan memberitahu posisinya kepada musuh.
- Dalam posisi tertentu, misal saat membidik akan lebih mudah melihat jam tanpa musti menggerakkan tangan terlalu jauh.

Itulah tujuan memakai jam tangan di bawah pergelangan. Namun saya sendiri lebih suka cara yang ini...


Memakai jam di samping dalam pergelangan.
Apa keunggulannya?

- Menghindarkan kaca jam dari benturan maupun gesekan. Cocok untuk pekerja luar ruang maupun kantoran. Anda bebas menaruh tangan di meja.
- Lebih mudah melihat waktu tanpa harus memutar pergelangan tangan. Gesture melihat jam tangan bisa dinilai tidak sopan pada acara formal.
- Secara fashion masih bisa tampil karena muka dial jam masih bisa terekspose. Namun ini menjadi kekurangan secara taktis militer karena cahaya bisa memantul lewat kaca jam.

Selamat bereksperimen 
Dulunya jam tangan adalah aksesoris perempuan. Pria hanya lazim memakai jam saku. Namun ketika perang dunia terjadi, para serdadu merasa bahwa jam saku tidak praktis untuk kebutuhan taktis. Lalu diciptakanlah gelang dengan kantong untuk memasang jam saku jadi jam tangan. Tak beberapa lama kemudian jam tangan menjadi lazim baik untuk pria maupun perempuan.


Cara memakai jam yang sering kita jumpai adalah di atas pergelangan tangan. Ini adalah cara umum atau saya sebut saja cara fashion. Namun tak jarang ada pula yang memakainya di bawah pergelangan. Ini saya sebut cara taktis (tactical).

Cara pakai jam ini populer di kalangan militer. Fungsinya antara lain:

-Menghindarkan kaca dari benturan tak sengaja. Bagian atas pergelangan adalah bagian yang paling sering terekspose benturan. Dengan memakai jam di bawah pergelangan maka relatif aman. Tapi cara ini tak efektif untuk anda pekerja kantor yang sering menaruh tangan di meja karena kaca akan tergesek ke permukaan meja.
- Menghindarkan kaca dari cipratan air. Pada jaman dulu, kualitas waterproof jam tentu tak sebaik sekarang.
- Menghindari pemantulan cahaya lewat kaca jam. Bagi seorang prajurit, pantulan cahaya akan memberitahu posisinya kepada musuh.
- Dalam posisi tertentu, misal saat membidik akan lebih mudah melihat jam tanpa musti menggerakkan tangan terlalu jauh.

Itulah tujuan memakai jam tangan di bawah pergelangan. Namun saya sendiri lebih suka cara yang ini...


Memakai jam di samping dalam pergelangan.
Apa keunggulannya?

- Menghindarkan kaca jam dari benturan maupun gesekan. Cocok untuk pekerja luar ruang maupun kantoran. Anda bebas menaruh tangan di meja.
- Lebih mudah melihat waktu tanpa harus memutar pergelangan tangan. Gesture melihat jam tangan bisa dinilai tidak sopan pada acara formal.
- Secara fashion masih bisa tampil karena muka dial jam masih bisa terekspose. Namun ini menjadi kekurangan secara taktis militer karena cahaya bisa memantul lewat kaca jam.

Selamat bereksperimen 
Baca

RICHARD MILLE, PENANDA STATUS TAJIR PARA SELEB DAN POLITISI

Oleh Gugun (penyuka jam jadul)

Untuk memahami jam tangan, setidaknya anda musti ngerti horologi dasar lah ya. Jam tangan itu setidaknya ada 2 macam: mekanik sama quartz (batere). Kenapa sebuah jam bisa mahal, bisa jadi karena material bahannya, teknologinya, sejarahnya dan bisa juga karena prestise pembuatnya. Seberapa mahal sebuah jam tangan seharusnya? Nah, ini adalah bahasan yang ndak selalu sederhana.




Beberapa waktu yang lalu, seorang jendral kita dirasani sama media Singapura gara-gara punya jam mewah bermerk Richard Mille. Yang awam mikir, lha emang kenapa? Wajar kan orang berpangkat punya jam mewah? Emang berapa sih harganya?

Berita soal itu di sini: https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesian-armed-forces-chief-says-his-luxury-watch-is-a-knockoff-throws-on-floor-to

Monggo sampeyan googling, berapa kira-kira harga rupiahnya Richard Mille seri Felipe Massa RM011 Flyback Chronograph. Nggak mahal kan kalo dibanding duit yang diperkarakan sama Om La Nyalla Mattalitti ke Pak Prabowo? Hehehe harganya cuma 1/40 nya. Apalagi Om Nyalla juga pernah terlihat pake Audemars Piguet yang harganya bisa 11-12 ama Richard Mille. Murah lah itu…

Richard Mille adalah orang Prancis pembuat jam kelahiran tahun 1951. Ia mendirikan perusahaannya di Swiss tahun 1999 dan baru pada tahun 2001 meluncurkan seri perdana jam tangan mewahnya yakni RM001. Jika Rolex, Audemars Piguet, Jaeger LeCoultre, Patek Philippe menjual jam mereka dengan super duper mahal karena punya value bahwa perusahaannya emang udah lahir sejak 1800an, lha Richard Mille ini kenapa kok bisa mahal padahal lahirnya baru “kemarin sore”?

Perlu anda tahu, jam-jam tangan yang super duper mahal itu dikeluarkan oleh perusahaan yang usianya cukup sepuh. Mayoritas mereka didirikan di Swiss karena negara itu emang kayak suakanya para pembuat jam kelas wahid sejak jaman orang-orang sini masih dijajah Londo.

Ambil contoh ya...Audemars Piguet didirikan pada tahun 1875, Patek Philippe tahun 1839, Jaeger LeCoultre tahun 1833, Rolex adalah perusahaan yang paling muda yakni tahun 1905. Ketika krisis Quartz terjadi tahun 70an, banyak perusahaan jam Swiss terjungkal. Kalah ama jam-jam teknologi batere baru yang dibikin Jepang. Maka mereka memutar otak gimana agar bisa bertahan dengan teknologi mereka yang “ketinggalan jaman”. Maka di sinilah peran para pakar marketing mereka. It’s okay mereka kalah langkah ama Jepang. Maka orang Swiss pun menjual jam dengan cara lain. Value!

Di samping kualitas manufaktur, jam Swiss mengusung nilai sejarah, warisan teknologi serta seni sebagai marketing value. Ini yang disebut prestise. Jam tidak dijual sebagai semata-mata alat, namun sebagai penanda status. Ada peran semiotik di situ. Semakin sepuh atau senior perusahaannya, value-nya semakin naik. Sebuah Rolex yang jaman perang dulu nilainya cuma jutaan, sekarang bisa milyaran.

Makanya beberapa pecinta horologi bisa mengernyitkan dahi sama Richard Mille atau Hublot misalnya, kenapa kok harganya bisa ngalah-ngalahin jam sesepuhnya?

Nah, begini Richard Mille “menjawab” kenyinyiran itu. Berikut ini adalah daftar kualitas yang diusung oleh jam-jam bikinan Richard Mille:

-BAHAN: Richard Mille memakai bahan-bahan berteknologi tinggi yang bukan cuma tak lazim digunakan pada jam melainkan juga pada industri secara umum. Carbon nanotubes, toughened ceramic, NTPT® carbon (aslinya buat racing yachts), silicon nitride, emas yang dipadu dengan tempaan karbon dan kuarsa, perfluoroelastomer serta bahan-bahan lain digunakan untuk membikin jam Richard Mille. Bahkan yang “ngeri”, case jam seri RM056 dan RM 07-02 Lady Pink dibikin dari bongkahan utuh batu kristal safir. Richard Mille harus mencurahkan teknologi dan pengetahuan mineralogi yang detail untuk membuat case-case jam yang unik agar alus dan rapih. Beda kelas dong ama Seiko dan Citizen yang saya pake hihihi

-MESIN: Mesin jam Richard Mille dibikin secara in-house (nggak beli di pabrik lain) khusus untuk jam mereka sendiri. Mekanismenya didisain ulang agar pas dengan material, case dan fungsinya. Richard Mille meninggalkan disain klasik yang ribet dan penuh “kembangan”. Ia lebih mengganggap dirinya sebagai ahli mesin mobil balap semacam Formula 1. Secara khusus, mesinnya dilapisi dengan PVD (Physical Vapor Deposition) atau Titalyt. Fungsional namun tak meninggalkan seluruhnya cita rasa estetik. Tentu saja bukan estetika jadulnya Rolex atau Patek Phillippe.

-PRESTISE: Meski memutuskan dari sebagai pakar mesin jam mekanik berteknologi tinggi, Richard Mille tak melupakan fungsi utama sebagai jam mewah. Mereka nggak mau jadi bener-bener jualan mesin kayak jam Citizen atau Seiko. Jam Swiss ama jam Jepang itu beda filosofi. Jepang=fungsi, baru estetika. Swiss=nilai, estetika, baru fungsi. Makanya sejak peluncurannya Richard Mille memposisikan bahwa produk mereka adalah untuk orang prestisius. Dibuat limited dan menggunakan celebrity endorsement sebagai promosi. Makanya yang pake Richard Mille biasanya atlit profesional yang berprestasi internasional dan artis. Ada Rafael Nadal, aktor Jackie Chan, Michelle Yeoh dan lain-lain. Politisi dalam negeri ikut-ikutan juga. Selain La Nyalla Mattalitti yang barusan heboh soal mahar politik 40an milyar, ada juga Fadli Zon, Setya Novanto, dan Jendral Moeldoko. Eh tapi Jendral bilangnya itu jam KW ya? Sori.

Pokoknya, disain Richard Mille yang kekinian, khas dan lumayan mencolok mata menjadi penanda status yang mudah dikenali. Tajir dan berkuasa? Pakai Richard Mille. Jadi angker dah.

Okay, akhirul kalam… kalo anda pemakai jam rakyat semacam Seiko, Citizen atau malah yang lokal kayak Alexandre Christie atau Digitec, kalo ntar tajir tertarik pake Richard Mille nggak?  "Sesuwatu" sekali loh kalo kata Princess Syahrini hehehe

Oleh Gugun (penyuka jam jadul)

Untuk memahami jam tangan, setidaknya anda musti ngerti horologi dasar lah ya. Jam tangan itu setidaknya ada 2 macam: mekanik sama quartz (batere). Kenapa sebuah jam bisa mahal, bisa jadi karena material bahannya, teknologinya, sejarahnya dan bisa juga karena prestise pembuatnya. Seberapa mahal sebuah jam tangan seharusnya? Nah, ini adalah bahasan yang ndak selalu sederhana.




Beberapa waktu yang lalu, seorang jendral kita dirasani sama media Singapura gara-gara punya jam mewah bermerk Richard Mille. Yang awam mikir, lha emang kenapa? Wajar kan orang berpangkat punya jam mewah? Emang berapa sih harganya?

Berita soal itu di sini: https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/indonesian-armed-forces-chief-says-his-luxury-watch-is-a-knockoff-throws-on-floor-to

Monggo sampeyan googling, berapa kira-kira harga rupiahnya Richard Mille seri Felipe Massa RM011 Flyback Chronograph. Nggak mahal kan kalo dibanding duit yang diperkarakan sama Om La Nyalla Mattalitti ke Pak Prabowo? Hehehe harganya cuma 1/40 nya. Apalagi Om Nyalla juga pernah terlihat pake Audemars Piguet yang harganya bisa 11-12 ama Richard Mille. Murah lah itu…

Richard Mille adalah orang Prancis pembuat jam kelahiran tahun 1951. Ia mendirikan perusahaannya di Swiss tahun 1999 dan baru pada tahun 2001 meluncurkan seri perdana jam tangan mewahnya yakni RM001. Jika Rolex, Audemars Piguet, Jaeger LeCoultre, Patek Philippe menjual jam mereka dengan super duper mahal karena punya value bahwa perusahaannya emang udah lahir sejak 1800an, lha Richard Mille ini kenapa kok bisa mahal padahal lahirnya baru “kemarin sore”?

Perlu anda tahu, jam-jam tangan yang super duper mahal itu dikeluarkan oleh perusahaan yang usianya cukup sepuh. Mayoritas mereka didirikan di Swiss karena negara itu emang kayak suakanya para pembuat jam kelas wahid sejak jaman orang-orang sini masih dijajah Londo.

Ambil contoh ya...Audemars Piguet didirikan pada tahun 1875, Patek Philippe tahun 1839, Jaeger LeCoultre tahun 1833, Rolex adalah perusahaan yang paling muda yakni tahun 1905. Ketika krisis Quartz terjadi tahun 70an, banyak perusahaan jam Swiss terjungkal. Kalah ama jam-jam teknologi batere baru yang dibikin Jepang. Maka mereka memutar otak gimana agar bisa bertahan dengan teknologi mereka yang “ketinggalan jaman”. Maka di sinilah peran para pakar marketing mereka. It’s okay mereka kalah langkah ama Jepang. Maka orang Swiss pun menjual jam dengan cara lain. Value!

Di samping kualitas manufaktur, jam Swiss mengusung nilai sejarah, warisan teknologi serta seni sebagai marketing value. Ini yang disebut prestise. Jam tidak dijual sebagai semata-mata alat, namun sebagai penanda status. Ada peran semiotik di situ. Semakin sepuh atau senior perusahaannya, value-nya semakin naik. Sebuah Rolex yang jaman perang dulu nilainya cuma jutaan, sekarang bisa milyaran.

Makanya beberapa pecinta horologi bisa mengernyitkan dahi sama Richard Mille atau Hublot misalnya, kenapa kok harganya bisa ngalah-ngalahin jam sesepuhnya?

Nah, begini Richard Mille “menjawab” kenyinyiran itu. Berikut ini adalah daftar kualitas yang diusung oleh jam-jam bikinan Richard Mille:

-BAHAN: Richard Mille memakai bahan-bahan berteknologi tinggi yang bukan cuma tak lazim digunakan pada jam melainkan juga pada industri secara umum. Carbon nanotubes, toughened ceramic, NTPT® carbon (aslinya buat racing yachts), silicon nitride, emas yang dipadu dengan tempaan karbon dan kuarsa, perfluoroelastomer serta bahan-bahan lain digunakan untuk membikin jam Richard Mille. Bahkan yang “ngeri”, case jam seri RM056 dan RM 07-02 Lady Pink dibikin dari bongkahan utuh batu kristal safir. Richard Mille harus mencurahkan teknologi dan pengetahuan mineralogi yang detail untuk membuat case-case jam yang unik agar alus dan rapih. Beda kelas dong ama Seiko dan Citizen yang saya pake hihihi

-MESIN: Mesin jam Richard Mille dibikin secara in-house (nggak beli di pabrik lain) khusus untuk jam mereka sendiri. Mekanismenya didisain ulang agar pas dengan material, case dan fungsinya. Richard Mille meninggalkan disain klasik yang ribet dan penuh “kembangan”. Ia lebih mengganggap dirinya sebagai ahli mesin mobil balap semacam Formula 1. Secara khusus, mesinnya dilapisi dengan PVD (Physical Vapor Deposition) atau Titalyt. Fungsional namun tak meninggalkan seluruhnya cita rasa estetik. Tentu saja bukan estetika jadulnya Rolex atau Patek Phillippe.

-PRESTISE: Meski memutuskan dari sebagai pakar mesin jam mekanik berteknologi tinggi, Richard Mille tak melupakan fungsi utama sebagai jam mewah. Mereka nggak mau jadi bener-bener jualan mesin kayak jam Citizen atau Seiko. Jam Swiss ama jam Jepang itu beda filosofi. Jepang=fungsi, baru estetika. Swiss=nilai, estetika, baru fungsi. Makanya sejak peluncurannya Richard Mille memposisikan bahwa produk mereka adalah untuk orang prestisius. Dibuat limited dan menggunakan celebrity endorsement sebagai promosi. Makanya yang pake Richard Mille biasanya atlit profesional yang berprestasi internasional dan artis. Ada Rafael Nadal, aktor Jackie Chan, Michelle Yeoh dan lain-lain. Politisi dalam negeri ikut-ikutan juga. Selain La Nyalla Mattalitti yang barusan heboh soal mahar politik 40an milyar, ada juga Fadli Zon, Setya Novanto, dan Jendral Moeldoko. Eh tapi Jendral bilangnya itu jam KW ya? Sori.

Pokoknya, disain Richard Mille yang kekinian, khas dan lumayan mencolok mata menjadi penanda status yang mudah dikenali. Tajir dan berkuasa? Pakai Richard Mille. Jadi angker dah.

Okay, akhirul kalam… kalo anda pemakai jam rakyat semacam Seiko, Citizen atau malah yang lokal kayak Alexandre Christie atau Digitec, kalo ntar tajir tertarik pake Richard Mille nggak?  "Sesuwatu" sekali loh kalo kata Princess Syahrini hehehe

Baca

TENTANG JAM GARUDA

Oleh: Gugun Arief


OVERVIEW

Jam Garuda adalah merk jam tangan lokal yang dipasarkan di Indonesia dan Singapura pada kurun waktu 70 - 90an. Setidaknya ada 3 merk movement (mesin) yang sering dipakai, yakni: Ronda Swiss (manual dan otomatik), EB (Ebauches Bettlach) dan FE (French Ebauches). Sejarah soal jam ini masih simpang siur. Ada yang menyebutkan dari era Soekarno tahun 60an dan ada yang menyebutkan era Orde Baru tahun 70an. Versi lain ada yang menyebutkan bahwa jam ini dibuat oleh warga negara Belanda dan dirakit di Singapura atau Hongkong.

4 VERSI SEJARAH

VERSI ERA BUNG KARNO

Versi yang beredar di internet adalah bahwa jam Garuda merupakan pesanan dari presiden Sukarno saat perhelatan olahraga Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Presiden Sukarno ingin menyediakan suvenir jam tangan bagi para tamu dan atlet. Karena ingin ada branding keindonesiaan, presiden memesan movement dari Swiss sedangkan perakitannya dikerjakan di luar Swiss. Versi sejarah ini dimuat pertamakali di blog yang dikelola oleh Bapak Amos Lilik Wahyudi (amoslw).

Berikut ini tautannya: https://arlojiku.wordpress.com/2009/10/29/jejak-langkah-arloji-garuda/

VERSI PT RUBINA

Versi berikutnya adalah bahwa jam Garuda dirakit dan dipasarkan oleh warga Belanda bernama MH Sassoon, seorang warganegara Belanda keturunan Yahudi melalui perusahaan bernama PT Rubina Watch Assembling. Perusahaan ini juga terdaftar di Singapura dengan nama Rubina Watch Assembling Pte. ltd. Diperkirakan jam Garuda dirakit di Singapura, Hongkong dan Indonesia.

Keterangan ini ditemukan pada komentar dalam sebuah thread di Kaskus. Satu Kaskuser bernama “nikidasi” pada tanggal 7 September 2011 pukul 02:23 menuliskan 2 kesimpulannya:

Kesimpulan Pertama berdasarkan berbagai sumber:


-Arloji Garuda menggunakan mesin Swiss rakitan Hongkong (Ronda, Bidynator, unknown).
-Arloji Nelson, yang dipasarkan bersama Garuda, dirakit di luar indonesia dan diimpor masuk indonesia. Jadi ada kemungkinan arloji Garuda juga dirakit di luar indonesia dan diimpor masuk Indonesia. Mungkin juga sebagian dirakit di Indonesia. Penggunaan nama PT Rubina Watch Assembling pada masa itu menunjukkan jam hanya dirakit, tidak dibuat di sini.

-Pembuat arloji Garuda bukan orang Indonesia tapi warganegara Belanda keturunan Yahudi (MH Sassoon).

Kesimpulan Kedua dari pendapat pribadi (akun “nikidasi”):

Arloji Garuda kemungkinan hanya dibuat berdasarkan pertimbangan bisnis dari pengusaha luar negeri yang melihat potensi market penduduk indonesia yang besar (di masa itu jam quartz masih mahal).

Selengkapnya bisa dibaca di tautan berikut: https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000011195416/garuda-dari-era-soekarno/

Referensi tautan yang disertakan oleh akun nikidasi di thread Kaskus sudah tidak bisa dibuka sehingga menyulitkan pengecekan referensi. Penulis sempat menulis email ke Mr. Victor Sassoon di Rubina Watch Co. Pte. Ltd. Singapura yang disinyalir bisa dimintai keterangan, namun belum dibalas hingga tulisan ini diturunkan.

UPDATE TERBARU: Kami menemukan sebuah foto yang menunjukkan iklan jam Garuda di Singapura bertanggal 5 Desember 1970.

Billboard iklan Garuda di Singapura 

VERSI TAHUN 70an

Versi ini berdasarkan obrolan penulis dengan Pak Gujer, seorang tukang reparasi jam di Wlingi Blitar yang berpengalaman selama kurang lebih 30 tahun. Keterangan Pak Gujer adalah bahwa Garuda mulai terlihat di pasar jam tangan pada tahun 70an. Pernyataan ini didukung dengan adanya Garuda seri “Expo 70”.


Jam Garuda dengan logo Expo '70. Credit foto (?)
Logo Expo '70

Expo '70 Nihon bankoku hakuran-kai (日本万国博覧会) adalah World's Fair yang diadakan di Suita, Osaka, Jepang antara 15 Maret hingga 13 September 1970. Tema pameran ini adalah "Progress and Harmony for Mankind." Pameran ini merupakan World's Fair pertama yang diadakan di Jepang. 77 negara menghadiri acara ini, dan dalam enam bulan, jumlah pengunjung mencapai 64.210.000 orang. Expo Jepang '70 sering disebut Ōsaka Banpaku (大阪万博). Acara ini merupakan salah satu pameran terbesar dan paling banyak dihadiri di dunia. Seperti Olimpiade Musim Panas 1964, Expo '70 berhasil dan menjadi simbol perkembangan pesat Jepang pada tahun 1960-an. (kutip langsung dari Wikipedia berbahasa Indonesia)

Jam Garuda nampaknya mengabadikan moment tersebut dengan memasang logo Expo '70 di dialnya.

Bukti bahwa jam Garuda berasal dari 1970 adalah sebuah foto dari arsip nasional Singapura, menunjukkan billboard iklan jam Garuda. Foto yang dibuat fotografer Paul Piollet tersebut merekam suasana Eu Tong Sen Street di Singapura pada 5 Desember 1970. Billboard tersebut terpampang di pertigaan jalan dengan tulisan yang mencolok. Ini sekaligus menggiring kecurigaan bahwa jam ini aslinya bikinan Singapura :)


VIEW OF EU TONG SEN STREET or NEW BRIDGE ROAD 
(National Archive of Singapore, 5 December 1970, Paul Piollet) 
Info lain adalah bahwa merk jam lain yang juga beredar tahun 70an yakni Nelson, Samson, Wings dan Kent, sebagian menggunakan mesin yang sama dengan Garuda. Bahkan beredar pada kisaran tahun yang sama. Jadi ada dugaan semua brand ini termasuk Garuda berasal dari pabrik yang sama.

VERSI TAHUN 60an

Ini adalah versi menurut penulis pribadi. Penulis menduga bahwa paling awal jam Garuda muncul setidaknya pada akhir tahun 60an. Dugaan ini berdasar pada adanya satu model Garuda yang bertuliskan “Badminton King”. Era kejayaan badminton di Indonesia itu paling awal adalah tahun 1968. Ini sekaligus mengkritik teori bahwa Garuda berasal dari era Sukarno. Kekuasaan Sukarno sudah berakhir pada tahun 1966 sedangkan era kejayaan badminton adalah 1968. Lagipula jika jam ini lahir di era Sukarno, kayaknya bakal ada jargon tahun 60an ikut masuk hehehe. Misalnya Garuda Revolution hehehe



Seri Badminton King

Teori penulis didukung lagi oleh satu seri unik jam Garuda yakni Moon Traveller Apollo 12. Misi Apollo 12 adalah misi pendaratan kedua di bulan oleh NASA yang dilaksanakan pada 14 November 1969.


Seri Apollo 12. Credit foto (?)
Pendukung minor teori penulis adalah logo jam Garuda diketahui mengambil bentuk dari logo yang dipakai maskapai Garuda Indonesia antara tahun 1949-1969.





Kesimpulan sementara soal sejarah jam Garuda:

Meski masih memerlukan penelitian dan pengkajian, disinyalir jam Garuda berasal dari tahun setidaknya 70an atau paling awal akhir 60an (tahun 68 ke atas). Alasan dari hipotesis ini adalah bahwa ada banyak seri atau model jam Garuda, yang mana ini kurang menunjukkan karakter sebuah produk suvenir. Selain itu daya beli masyarakat era 60an belum sebaik era 70an ke atas. Terlihat dari banyaknya jumlah dan model jam Garuda di pasaran. Mestinya ini hanya terjadi jika daya beli masyarakat sudah cukup membaik sehingga toko menyediakan banyak stock.

Selain itu klaim bahwa jam Garuda adalah jam suvenir kurang punya data pendukung yang kuat. Jika jam tersebut memang suvenir, dengan asumsi yang beli kebanyakan turis, kemungkinan jam Garuda akan bisa ditemukan di negara-negara peserta Asian Games 1962 atau bahkan negara-negara peserta GANEFO tahun 1963. Penelusuran di forum jam internasional watchuseek.com dan situs jual beli ebay hanya menemukan sedikit sekali entry jam Garuda. Sejauh ini jejak jam Garuda di luar negeri cuma bisa ditemukan di Malaysia, Singapura dan India.

Bukti yang cukup kuat adalah 3 seri khusus jam Garuda sendiri. Badminton King, Apollo 12 dan Expo 70 setidaknya menandai bahwa jam ini berasal dari akhir 60an menuju 70an. Terlebih sebuah foto dari arsip nasional Singapura menunjukkan hal itu.

Sekarang yang masih jadi pertanyaan adalah apakah jam Garuda adalah brand dari Indonesia? Atau Singapura? Atau joint keduanya? :D


FISIK JAM GARUDA

MESIN/MOVEMENT

Garuda hanya mengeluarkan jam mekanik. Kalau ada yang quartz di pasaran berarti adalah produk baru yang tak terkait dengan yang vintage. Berdasarkan sistem windingnya Garuda mengeluarkan dua macam model yakni manual dan otomatik. Mesin manual Garuda yang kami temukan adalah Ebauches Bettlach (EB) 8800 dan Ronda RL 1217-21, sedangkan yang otomatik menggunakan Ronda-Matic 1239-21 dan 4139, Baumgartner 1582 (Brevets), dan ada juga yang mengatakan Felsa Bidynator, tapi sampai sekarang penulis belum mendapatkan bukti foto atau barangnya.



























KOMPLIKASI

Berdasarkan komplikasinya, Garuda mengeluarkan beberapa jenis:

-Tanpa komplikasi
-Komplikasi tanggal (date only)
-Komplikasi hari dan tanggal (day date)
-Komplikasi hari, tanggal dan bulan (triple date). Sebenarnya ini komplikasi palsu. Aslinya hanya komplikasi hari dan tanggal saja, sedangkan bulannya cuma hiasan bezel yang diputar manual.

JEWELS

Berdasarkan jumlah jewelsnya, Garuda menggunakan 17, 21 dan 23 jewels. Yang menggunakan mesin EB biasanya tidak memiliki shock protection.

CASE, BEZEL & BACK

Berdasarkan bentuk casenya, Garuda mengeluarkan macam-macam disain: oval, kotak, bundar dan persegi.



Bezel Garuda pada umumnya konvensional seperti dress watch pada umumnya. namun ada juga bezel dengan disain mirip diver watch, bezel bergerigi ala Rolex Oyster Perpetual Datejust dan ada pula inner bezel dengan disain world time.

Sedangkan berdasarkan bahan case-nya, Garuda ada yang terbuat dari full stainless steel dan alloy (hanya tutupnya saja yang stainless steel). Pada case alloy biasanya dilapisi dengan pelapis warna emas atau perak untuk membuatnya lebih berkilau.

BRACELET

Jam Garuda menggunakan metal bracelet dengan buckle berlogo Garuda. Yang beredar di pasaran hari ini banyak yang sudah diganti strap kulit (after market).

CRYSTAL/KACA JAM
Jam Garuda menggunakan mika sebagai kaca penutup.

DIAL DESIGN

Garuda menawarkan banyak jenis disain dial. Ada yang flat, ada yang meriah dan bahkan ada yang dihiasi batu mulia (imitasi). Dial biasanya terbuat dari plat aluminium atau plastik. Index pada dial jam Garuda berupa block dan sebagian angka Romawi, sejauh ini tak ditemukan yang menggunakan angka Arab.

JARUM/HANDS

Kebanyakan jarum jam Garuda berbentuk plat persegi panjang tumpul (paddle) dan ada pula yang lancip “dauphine style”. Tidak diketahui apakah ada lume pada jarum karena pada jam tua biasanya lume sudah habis masanya.

LOGO

Penanda brand paling jelas tentu saja logo. Logo jam Garuda agaknya diambil dari logo maskapai Garuda Indonesia tahun 1949-1969. Tapi jam Garuda asli ada 4 macam disain dial:
-Tanpa logo, hanya tulisan “Garuda” dipasang di bawah angka 12 atau kanan angka 9
-Berlogo figur Garuda detail dengan tulisan “Garuda” di bawahnya, dipasang di bawah angka 12
-Logo berupa figur Garuda tanpa tulisan “Garuda” di posisi angka 9
-Logo berupa figur Garuda berada dalam bulatan di posisi angka 12

Logo Garuda ada yang berupa tempelan plat tipis, ada pula yang berupa cetakan. Rata-rata ada emboss huruf G pada permukaan crown.

GENDER

Berdasarkan gender, Garuda mengeluarkan jenis jam pria dan wanita. Jam untuk wanita berukuran kecil sebagaimana standar jam wanita masa itu. Kebanyakan jam wanita berlabel seri Sports 5.

SERI

Berdasarkan serinya, Garuda mengeluarkan banyak nama. Nama seri itu ditulis di bagian dial. Meski bermacam-macam serinya, mesinnya biasanya sama belaka. Seringkali nama seri yang sama ditemukan pada disain dial yang berbeda. Dengan demikian pastilah penamaan ini hanya untuk kepentingan aksesoris semata, bukan untuk membedakan spesifikasi. Yang pasti semua jam Garuda adalah “dress watch”, juga yang seri Sports sekalipun.

Berikut ini nama-nama seri Garuda (belum lengkap) yang berhasil penulis kumpulkan. Penulis mengolongkan seri tersebut berdasarkan kesamaan unsur nama dan tema:

GOLDEN SERIES, seri ini ditandai dengan nama “golden”:

-Golden Jet
-Golden Bird
-Golden Circle
-Golden Star

FEATURE SERIES, seri ini ditandai dengan nama fitur atau fungsi, meski hanya untuk fashion saja:

-5000 Waterproof Shockproof (tidak dijamin keduanya)
-Sports 5 (tidak berfungsi benar-benar sebagai sport watch)
-Chronometer (bukan dalam arti “chronometer” yang standar sesungguhnya)

SINGLE NAME SERIES, seri ini ditandai dengan nama yang tunggal:

-Rainbow
-Starlight
-Elegance
-Creation
-Crystal
-Premier

TRAVEL SPACE JET PRESIDENT SERIES, seri ini ditandai dengan nama “travel, space, jet dan president”:

-World Travel
-Space Lord
-Jet Star
-Jet Travel
-President Jet
-President

BLACK SERIES, seri ini ditandai dengan nama “black”:

-Black Knight
-Black King

SPECIAL SERIES, seri ini ditandai dengan nama peristiwa yang diduga sesuai pada masa jam ini diedarkan:

-Badminton King (mungkin untuk menandai kejayaan badminton di Indonesia sejak 1968)

-Expo 70 (untuk menandai event Expo '70 Nihon bankoku hakuran-kai (日本万国博覧会) sebuah World's Fair yang diadakan di Suita, Osaka, Jepang antara 15 Maret hingga 13 September 1970.)

-Moon Traveler Apollo 12 (mungkin untuk menandai populernya misi Apollo 12 tahun 1969)

Catatan:

1. Ada pula seri yang membingungkan atau sukar dimasukkan ke dalam kategori di atas yakni Golden Bird Apollo 16 yang mengandung 2 kategori sekaligus.

2. Nama seri tak selalu sinkron dengan bentuk case maupun jenis movementnya. Misalnya President Jet bisa ditemukan dalam berbagai bentuk case, corak dial dan juga jenis movement (ada yang automatic maupun manual).

3. Kemungkinan masih ada nama seri lain yang belum masuk kategori.

HARGA JAM GARUDA

Harga jam Garuda bervariasi sesuai kondisi dan kelangkaan. Mulai dari seratusan ribu hingga dua jutaan. Namun tidak sampai puluh juta. Bagaimanapun Garuda bukan seperti Rolex yang tetap mempertahankan value meski berstatus vintage. Dengan harga demikian, Garuda tidak cocok diperlakukan sebagai jam investasi. Yang paling banyak ditemui adalah seri Sports dan Golden Star.

JAM GARUDA ASLI

Yang perlu diwaspadai mungkin kemunculan beberapa jam Garuda yang diklaim new old stock (NOS) tapi tidak memakai 3 jenis movement Swiss yang kami sebut di awal. Bahkan ada Garuda replika yang memakai mesin quartz. Garuda palsu ini biasanya terlalu kinclong untuk sebuah jam berusia 40 tahunan lebih. Ciri lain yang bisa dianggap mencurigakan adalah ketiadaan logo G di crown atau jika logo Garudanya adalah hasil cetak baru, bukan tempelan plat tipis.

Saat ini ada sejumlah orang yang melakukan modifikasi pada jam-jam Garuda. Hasilnya akan menjadi berpenampilan menarik namun sudah tak genuine lagi.

SIGNIFIKANSI

Ditilik dari sejarahnya, yang membikin Garuda bernilai adalah kisah-kisah bombastis semisal “jam era Bung Karno” tersebut. Sayangnya kisah tersebut masih dipertanyakan kredibilitasnya. Apakah ini memang produk nasional? Masih meragukan. Garuda adalah jam yang bersejarah, bukan karena klaim “berasal dari era Bung Karno” tersebut. Jam ini signifikan karena merupakan satu-satunya jam dengan branding lokal yang pernah bertahan cukup lama hingga kalah pasar oleh serbuan jam quartz.

Ditilik dari kualitasnya, Garuda bukan termasuk jam berkualitas tinggi. Mesin Swiss movement yang digunakan termasuk low end yang mungkin dirakit di Hongkong (misalnya Ronda). Bahkan kelas Garuda masih di bawah Seiko atau Citizen. Meski begitu, mesinnya sebenarnya tidak terlalu buruk kecuali yang memakai EB 8800. EB 8800 terlalu rentan rusak karena tidak memakai shock protection pada balance wheel-nya.

Sebagai sebuah collectible Garuda adalah benda fungsional. Selain memang unik dan cenderung misterius, disainnya masih cocok dipakai untuk penyuka gaya vintage dan retro. Beberapa disain Garuda bahkan cukup elegan untuk dijadikan formal dress watch. Namun untuk akurasi, sebaiknya anda tak usah berharap banyak hehehe

Referensi:

- https://17jewels.info/movements/

- https://arlojiku.wordpress.com/2009/10/29/jejak-langkah-arloji-garuda/

- https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000011195416/garuda-dari-era-soekarno/

- http://jamandwatch.blogspot.com/

- http://www.nas.gov.sg/archivesonline/photographs/record-details/d6b08712-1161-11e3-83d5-0050568939ad

- obrolan bersama Pak Gujer (ahli reparasi dan service jam mekanik, Mitra Watch Wlingi-Blitar)


=============

Terakhir direvisi: 6 Februari 2019
Oleh: Gugun Arief


OVERVIEW

Jam Garuda adalah merk jam tangan lokal yang dipasarkan di Indonesia dan Singapura pada kurun waktu 70 - 90an. Setidaknya ada 3 merk movement (mesin) yang sering dipakai, yakni: Ronda Swiss (manual dan otomatik), EB (Ebauches Bettlach) dan FE (French Ebauches). Sejarah soal jam ini masih simpang siur. Ada yang menyebutkan dari era Soekarno tahun 60an dan ada yang menyebutkan era Orde Baru tahun 70an. Versi lain ada yang menyebutkan bahwa jam ini dibuat oleh warga negara Belanda dan dirakit di Singapura atau Hongkong.

4 VERSI SEJARAH

VERSI ERA BUNG KARNO

Versi yang beredar di internet adalah bahwa jam Garuda merupakan pesanan dari presiden Sukarno saat perhelatan olahraga Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Presiden Sukarno ingin menyediakan suvenir jam tangan bagi para tamu dan atlet. Karena ingin ada branding keindonesiaan, presiden memesan movement dari Swiss sedangkan perakitannya dikerjakan di luar Swiss. Versi sejarah ini dimuat pertamakali di blog yang dikelola oleh Bapak Amos Lilik Wahyudi (amoslw).

Berikut ini tautannya: https://arlojiku.wordpress.com/2009/10/29/jejak-langkah-arloji-garuda/

VERSI PT RUBINA

Versi berikutnya adalah bahwa jam Garuda dirakit dan dipasarkan oleh warga Belanda bernama MH Sassoon, seorang warganegara Belanda keturunan Yahudi melalui perusahaan bernama PT Rubina Watch Assembling. Perusahaan ini juga terdaftar di Singapura dengan nama Rubina Watch Assembling Pte. ltd. Diperkirakan jam Garuda dirakit di Singapura, Hongkong dan Indonesia.

Keterangan ini ditemukan pada komentar dalam sebuah thread di Kaskus. Satu Kaskuser bernama “nikidasi” pada tanggal 7 September 2011 pukul 02:23 menuliskan 2 kesimpulannya:

Kesimpulan Pertama berdasarkan berbagai sumber:


-Arloji Garuda menggunakan mesin Swiss rakitan Hongkong (Ronda, Bidynator, unknown).
-Arloji Nelson, yang dipasarkan bersama Garuda, dirakit di luar indonesia dan diimpor masuk indonesia. Jadi ada kemungkinan arloji Garuda juga dirakit di luar indonesia dan diimpor masuk Indonesia. Mungkin juga sebagian dirakit di Indonesia. Penggunaan nama PT Rubina Watch Assembling pada masa itu menunjukkan jam hanya dirakit, tidak dibuat di sini.

-Pembuat arloji Garuda bukan orang Indonesia tapi warganegara Belanda keturunan Yahudi (MH Sassoon).

Kesimpulan Kedua dari pendapat pribadi (akun “nikidasi”):

Arloji Garuda kemungkinan hanya dibuat berdasarkan pertimbangan bisnis dari pengusaha luar negeri yang melihat potensi market penduduk indonesia yang besar (di masa itu jam quartz masih mahal).

Selengkapnya bisa dibaca di tautan berikut: https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000011195416/garuda-dari-era-soekarno/

Referensi tautan yang disertakan oleh akun nikidasi di thread Kaskus sudah tidak bisa dibuka sehingga menyulitkan pengecekan referensi. Penulis sempat menulis email ke Mr. Victor Sassoon di Rubina Watch Co. Pte. Ltd. Singapura yang disinyalir bisa dimintai keterangan, namun belum dibalas hingga tulisan ini diturunkan.

UPDATE TERBARU: Kami menemukan sebuah foto yang menunjukkan iklan jam Garuda di Singapura bertanggal 5 Desember 1970.

Billboard iklan Garuda di Singapura 

VERSI TAHUN 70an

Versi ini berdasarkan obrolan penulis dengan Pak Gujer, seorang tukang reparasi jam di Wlingi Blitar yang berpengalaman selama kurang lebih 30 tahun. Keterangan Pak Gujer adalah bahwa Garuda mulai terlihat di pasar jam tangan pada tahun 70an. Pernyataan ini didukung dengan adanya Garuda seri “Expo 70”.


Jam Garuda dengan logo Expo '70. Credit foto (?)
Logo Expo '70

Expo '70 Nihon bankoku hakuran-kai (日本万国博覧会) adalah World's Fair yang diadakan di Suita, Osaka, Jepang antara 15 Maret hingga 13 September 1970. Tema pameran ini adalah "Progress and Harmony for Mankind." Pameran ini merupakan World's Fair pertama yang diadakan di Jepang. 77 negara menghadiri acara ini, dan dalam enam bulan, jumlah pengunjung mencapai 64.210.000 orang. Expo Jepang '70 sering disebut Ōsaka Banpaku (大阪万博). Acara ini merupakan salah satu pameran terbesar dan paling banyak dihadiri di dunia. Seperti Olimpiade Musim Panas 1964, Expo '70 berhasil dan menjadi simbol perkembangan pesat Jepang pada tahun 1960-an. (kutip langsung dari Wikipedia berbahasa Indonesia)

Jam Garuda nampaknya mengabadikan moment tersebut dengan memasang logo Expo '70 di dialnya.

Bukti bahwa jam Garuda berasal dari 1970 adalah sebuah foto dari arsip nasional Singapura, menunjukkan billboard iklan jam Garuda. Foto yang dibuat fotografer Paul Piollet tersebut merekam suasana Eu Tong Sen Street di Singapura pada 5 Desember 1970. Billboard tersebut terpampang di pertigaan jalan dengan tulisan yang mencolok. Ini sekaligus menggiring kecurigaan bahwa jam ini aslinya bikinan Singapura :)


VIEW OF EU TONG SEN STREET or NEW BRIDGE ROAD 
(National Archive of Singapore, 5 December 1970, Paul Piollet) 
Info lain adalah bahwa merk jam lain yang juga beredar tahun 70an yakni Nelson, Samson, Wings dan Kent, sebagian menggunakan mesin yang sama dengan Garuda. Bahkan beredar pada kisaran tahun yang sama. Jadi ada dugaan semua brand ini termasuk Garuda berasal dari pabrik yang sama.

VERSI TAHUN 60an

Ini adalah versi menurut penulis pribadi. Penulis menduga bahwa paling awal jam Garuda muncul setidaknya pada akhir tahun 60an. Dugaan ini berdasar pada adanya satu model Garuda yang bertuliskan “Badminton King”. Era kejayaan badminton di Indonesia itu paling awal adalah tahun 1968. Ini sekaligus mengkritik teori bahwa Garuda berasal dari era Sukarno. Kekuasaan Sukarno sudah berakhir pada tahun 1966 sedangkan era kejayaan badminton adalah 1968. Lagipula jika jam ini lahir di era Sukarno, kayaknya bakal ada jargon tahun 60an ikut masuk hehehe. Misalnya Garuda Revolution hehehe



Seri Badminton King

Teori penulis didukung lagi oleh satu seri unik jam Garuda yakni Moon Traveller Apollo 12. Misi Apollo 12 adalah misi pendaratan kedua di bulan oleh NASA yang dilaksanakan pada 14 November 1969.


Seri Apollo 12. Credit foto (?)
Pendukung minor teori penulis adalah logo jam Garuda diketahui mengambil bentuk dari logo yang dipakai maskapai Garuda Indonesia antara tahun 1949-1969.





Kesimpulan sementara soal sejarah jam Garuda:

Meski masih memerlukan penelitian dan pengkajian, disinyalir jam Garuda berasal dari tahun setidaknya 70an atau paling awal akhir 60an (tahun 68 ke atas). Alasan dari hipotesis ini adalah bahwa ada banyak seri atau model jam Garuda, yang mana ini kurang menunjukkan karakter sebuah produk suvenir. Selain itu daya beli masyarakat era 60an belum sebaik era 70an ke atas. Terlihat dari banyaknya jumlah dan model jam Garuda di pasaran. Mestinya ini hanya terjadi jika daya beli masyarakat sudah cukup membaik sehingga toko menyediakan banyak stock.

Selain itu klaim bahwa jam Garuda adalah jam suvenir kurang punya data pendukung yang kuat. Jika jam tersebut memang suvenir, dengan asumsi yang beli kebanyakan turis, kemungkinan jam Garuda akan bisa ditemukan di negara-negara peserta Asian Games 1962 atau bahkan negara-negara peserta GANEFO tahun 1963. Penelusuran di forum jam internasional watchuseek.com dan situs jual beli ebay hanya menemukan sedikit sekali entry jam Garuda. Sejauh ini jejak jam Garuda di luar negeri cuma bisa ditemukan di Malaysia, Singapura dan India.

Bukti yang cukup kuat adalah 3 seri khusus jam Garuda sendiri. Badminton King, Apollo 12 dan Expo 70 setidaknya menandai bahwa jam ini berasal dari akhir 60an menuju 70an. Terlebih sebuah foto dari arsip nasional Singapura menunjukkan hal itu.

Sekarang yang masih jadi pertanyaan adalah apakah jam Garuda adalah brand dari Indonesia? Atau Singapura? Atau joint keduanya? :D


FISIK JAM GARUDA

MESIN/MOVEMENT

Garuda hanya mengeluarkan jam mekanik. Kalau ada yang quartz di pasaran berarti adalah produk baru yang tak terkait dengan yang vintage. Berdasarkan sistem windingnya Garuda mengeluarkan dua macam model yakni manual dan otomatik. Mesin manual Garuda yang kami temukan adalah Ebauches Bettlach (EB) 8800 dan Ronda RL 1217-21, sedangkan yang otomatik menggunakan Ronda-Matic 1239-21 dan 4139, Baumgartner 1582 (Brevets), dan ada juga yang mengatakan Felsa Bidynator, tapi sampai sekarang penulis belum mendapatkan bukti foto atau barangnya.



























KOMPLIKASI

Berdasarkan komplikasinya, Garuda mengeluarkan beberapa jenis:

-Tanpa komplikasi
-Komplikasi tanggal (date only)
-Komplikasi hari dan tanggal (day date)
-Komplikasi hari, tanggal dan bulan (triple date). Sebenarnya ini komplikasi palsu. Aslinya hanya komplikasi hari dan tanggal saja, sedangkan bulannya cuma hiasan bezel yang diputar manual.

JEWELS

Berdasarkan jumlah jewelsnya, Garuda menggunakan 17, 21 dan 23 jewels. Yang menggunakan mesin EB biasanya tidak memiliki shock protection.

CASE, BEZEL & BACK

Berdasarkan bentuk casenya, Garuda mengeluarkan macam-macam disain: oval, kotak, bundar dan persegi.



Bezel Garuda pada umumnya konvensional seperti dress watch pada umumnya. namun ada juga bezel dengan disain mirip diver watch, bezel bergerigi ala Rolex Oyster Perpetual Datejust dan ada pula inner bezel dengan disain world time.

Sedangkan berdasarkan bahan case-nya, Garuda ada yang terbuat dari full stainless steel dan alloy (hanya tutupnya saja yang stainless steel). Pada case alloy biasanya dilapisi dengan pelapis warna emas atau perak untuk membuatnya lebih berkilau.

BRACELET

Jam Garuda menggunakan metal bracelet dengan buckle berlogo Garuda. Yang beredar di pasaran hari ini banyak yang sudah diganti strap kulit (after market).

CRYSTAL/KACA JAM
Jam Garuda menggunakan mika sebagai kaca penutup.

DIAL DESIGN

Garuda menawarkan banyak jenis disain dial. Ada yang flat, ada yang meriah dan bahkan ada yang dihiasi batu mulia (imitasi). Dial biasanya terbuat dari plat aluminium atau plastik. Index pada dial jam Garuda berupa block dan sebagian angka Romawi, sejauh ini tak ditemukan yang menggunakan angka Arab.

JARUM/HANDS

Kebanyakan jarum jam Garuda berbentuk plat persegi panjang tumpul (paddle) dan ada pula yang lancip “dauphine style”. Tidak diketahui apakah ada lume pada jarum karena pada jam tua biasanya lume sudah habis masanya.

LOGO

Penanda brand paling jelas tentu saja logo. Logo jam Garuda agaknya diambil dari logo maskapai Garuda Indonesia tahun 1949-1969. Tapi jam Garuda asli ada 4 macam disain dial:
-Tanpa logo, hanya tulisan “Garuda” dipasang di bawah angka 12 atau kanan angka 9
-Berlogo figur Garuda detail dengan tulisan “Garuda” di bawahnya, dipasang di bawah angka 12
-Logo berupa figur Garuda tanpa tulisan “Garuda” di posisi angka 9
-Logo berupa figur Garuda berada dalam bulatan di posisi angka 12

Logo Garuda ada yang berupa tempelan plat tipis, ada pula yang berupa cetakan. Rata-rata ada emboss huruf G pada permukaan crown.

GENDER

Berdasarkan gender, Garuda mengeluarkan jenis jam pria dan wanita. Jam untuk wanita berukuran kecil sebagaimana standar jam wanita masa itu. Kebanyakan jam wanita berlabel seri Sports 5.

SERI

Berdasarkan serinya, Garuda mengeluarkan banyak nama. Nama seri itu ditulis di bagian dial. Meski bermacam-macam serinya, mesinnya biasanya sama belaka. Seringkali nama seri yang sama ditemukan pada disain dial yang berbeda. Dengan demikian pastilah penamaan ini hanya untuk kepentingan aksesoris semata, bukan untuk membedakan spesifikasi. Yang pasti semua jam Garuda adalah “dress watch”, juga yang seri Sports sekalipun.

Berikut ini nama-nama seri Garuda (belum lengkap) yang berhasil penulis kumpulkan. Penulis mengolongkan seri tersebut berdasarkan kesamaan unsur nama dan tema:

GOLDEN SERIES, seri ini ditandai dengan nama “golden”:

-Golden Jet
-Golden Bird
-Golden Circle
-Golden Star

FEATURE SERIES, seri ini ditandai dengan nama fitur atau fungsi, meski hanya untuk fashion saja:

-5000 Waterproof Shockproof (tidak dijamin keduanya)
-Sports 5 (tidak berfungsi benar-benar sebagai sport watch)
-Chronometer (bukan dalam arti “chronometer” yang standar sesungguhnya)

SINGLE NAME SERIES, seri ini ditandai dengan nama yang tunggal:

-Rainbow
-Starlight
-Elegance
-Creation
-Crystal
-Premier

TRAVEL SPACE JET PRESIDENT SERIES, seri ini ditandai dengan nama “travel, space, jet dan president”:

-World Travel
-Space Lord
-Jet Star
-Jet Travel
-President Jet
-President

BLACK SERIES, seri ini ditandai dengan nama “black”:

-Black Knight
-Black King

SPECIAL SERIES, seri ini ditandai dengan nama peristiwa yang diduga sesuai pada masa jam ini diedarkan:

-Badminton King (mungkin untuk menandai kejayaan badminton di Indonesia sejak 1968)

-Expo 70 (untuk menandai event Expo '70 Nihon bankoku hakuran-kai (日本万国博覧会) sebuah World's Fair yang diadakan di Suita, Osaka, Jepang antara 15 Maret hingga 13 September 1970.)

-Moon Traveler Apollo 12 (mungkin untuk menandai populernya misi Apollo 12 tahun 1969)

Catatan:

1. Ada pula seri yang membingungkan atau sukar dimasukkan ke dalam kategori di atas yakni Golden Bird Apollo 16 yang mengandung 2 kategori sekaligus.

2. Nama seri tak selalu sinkron dengan bentuk case maupun jenis movementnya. Misalnya President Jet bisa ditemukan dalam berbagai bentuk case, corak dial dan juga jenis movement (ada yang automatic maupun manual).

3. Kemungkinan masih ada nama seri lain yang belum masuk kategori.

HARGA JAM GARUDA

Harga jam Garuda bervariasi sesuai kondisi dan kelangkaan. Mulai dari seratusan ribu hingga dua jutaan. Namun tidak sampai puluh juta. Bagaimanapun Garuda bukan seperti Rolex yang tetap mempertahankan value meski berstatus vintage. Dengan harga demikian, Garuda tidak cocok diperlakukan sebagai jam investasi. Yang paling banyak ditemui adalah seri Sports dan Golden Star.

JAM GARUDA ASLI

Yang perlu diwaspadai mungkin kemunculan beberapa jam Garuda yang diklaim new old stock (NOS) tapi tidak memakai 3 jenis movement Swiss yang kami sebut di awal. Bahkan ada Garuda replika yang memakai mesin quartz. Garuda palsu ini biasanya terlalu kinclong untuk sebuah jam berusia 40 tahunan lebih. Ciri lain yang bisa dianggap mencurigakan adalah ketiadaan logo G di crown atau jika logo Garudanya adalah hasil cetak baru, bukan tempelan plat tipis.

Saat ini ada sejumlah orang yang melakukan modifikasi pada jam-jam Garuda. Hasilnya akan menjadi berpenampilan menarik namun sudah tak genuine lagi.

SIGNIFIKANSI

Ditilik dari sejarahnya, yang membikin Garuda bernilai adalah kisah-kisah bombastis semisal “jam era Bung Karno” tersebut. Sayangnya kisah tersebut masih dipertanyakan kredibilitasnya. Apakah ini memang produk nasional? Masih meragukan. Garuda adalah jam yang bersejarah, bukan karena klaim “berasal dari era Bung Karno” tersebut. Jam ini signifikan karena merupakan satu-satunya jam dengan branding lokal yang pernah bertahan cukup lama hingga kalah pasar oleh serbuan jam quartz.

Ditilik dari kualitasnya, Garuda bukan termasuk jam berkualitas tinggi. Mesin Swiss movement yang digunakan termasuk low end yang mungkin dirakit di Hongkong (misalnya Ronda). Bahkan kelas Garuda masih di bawah Seiko atau Citizen. Meski begitu, mesinnya sebenarnya tidak terlalu buruk kecuali yang memakai EB 8800. EB 8800 terlalu rentan rusak karena tidak memakai shock protection pada balance wheel-nya.

Sebagai sebuah collectible Garuda adalah benda fungsional. Selain memang unik dan cenderung misterius, disainnya masih cocok dipakai untuk penyuka gaya vintage dan retro. Beberapa disain Garuda bahkan cukup elegan untuk dijadikan formal dress watch. Namun untuk akurasi, sebaiknya anda tak usah berharap banyak hehehe

Referensi:

- https://17jewels.info/movements/

- https://arlojiku.wordpress.com/2009/10/29/jejak-langkah-arloji-garuda/

- https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000011195416/garuda-dari-era-soekarno/

- http://jamandwatch.blogspot.com/

- http://www.nas.gov.sg/archivesonline/photographs/record-details/d6b08712-1161-11e3-83d5-0050568939ad

- obrolan bersama Pak Gujer (ahli reparasi dan service jam mekanik, Mitra Watch Wlingi-Blitar)


=============

Terakhir direvisi: 6 Februari 2019
Baca
PERANG DUNIA DAN PATAHNYA SEBUAH STEM JAM
(by Gugun)

Tahun 1918, setahun setelah Revolusi Bolshevik di Rusia, Jepang berupaya semakin memperkokoh posisinya dalam kancah militer dunia. Pengiriman tentara besar-besaran ke Siberia menjadi wujud unjuk diri, bahwa Jepang tidak cuma sangar setelah menang melawan Rusia belasan tahun sebelumnya. Ingat, Jepang adalah satu-satunya negara Asia yang berani “pethakilan” di ujung hidung bangsa Eropa waktu itu.

Kiprah militer ini berdampak strategis bagi perekonomian dalam negeri Jepang. Dengan menjadi pemasok kebutuhan industri negara-negara sekutunya, arus dana yang masuk dialokasikan untuk mengangkat Jepang dari negara yang berhutang jadi pemberi piutang. Industri bertumbuh dengan segala diversifikasinya dan ekspor meningkat berlipat-lipat.

Di tahun ini pula, dilatar belakangi oleh maraknya produk-produk luxury dari Eropa seperti jam-jam Swiss yang beredar di Jepang, seorang penjual jam asal Tokyo bernama Kamekichi Yamazaki mendirikan Institut Riset Jam Shokosha. Yamazaki mengembangkan usahanya hingga pada tahun 1924 ia berhasil menjual jam saku pertamanya. Jam saku itu oleh Walikota Tokyo diberi nama “The Citizen”, dengan harapan kelak produk tersebut akan merakyat dan dimiliki oleh semua warga dengan murah. Produk itu sukses besar. Maka nama Citiizen kemudian dipilih menjadi brand perusahaan. Tak menunggu terlalu lama. Citizen menjadi produsen jam terbesar di dunia bersaing ketat dengan Seiko yang jauh lebih dulu berdiri.

Tahun 1945, Jepang luluh lantak karena bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki. Kalau mau keukeuh melawan kekuatan dengan kekuatan, tentu rakyat jadi korban. Syukurnya, Jepang adalah bangsa berwawasan bijak yang cepat belajar. Setelah itu, Jepang berubah total. Negara yang sebelumnya agresif secara militer menjadi negara pasif. Kekuatan militer mereka hanya disumbangkan untuk perdamaian.

Tetapi “nafsu ekspansif” tak luruh begitu saja. Tidak secara militer namun ekspansif secara ekonomi. Pertumbuhan industri pasca perang membuat Jepang gigih mengekspansi negara lain lewat lini perdagangan. Citizen Watch. Co. yang pada masa itu sukses sebagai produsen jam besar nasional, tentu tak ketinggalan. Lewat kiprah presiden perusahaannya yang baru yakni Eiichi Yamada, jam Citizen mulai dijual ke seluruh dunia.

Ini memberi kita pelajaran yang indah soal manajemen kekuasaan. Ketika kamu tak mampu lagi menguasai seseorang dengan kekerasan, kuasai mereka dengan kebutuhan. Jepang sudah tak mampu perang, tapi negara mana yang tak bergantung pada industri dan teknologinya? Jam tangan yang banyak kita pakai sekarang ini, meski bikinan Cina sekalipun tak luput dari percikan perubahan semangat itu.

Pada tahun 1970, Jepang mendahului Swiss sebagai produsen jam tangan terbesar di dunia lewat kemunculan teknologi baru saat itu…Quartz. Meski diawali oleh Eropa, teknologi Quartz di kemudian hari lebih sukses dikembangkan oleh Jepang. Yakni oleh Seiko, pesaing senior Citizen. Bedanya Seiko dengan Citizen adalah bahwa Seiko lebih eksklusif memproduksi mesin jam hanya untuk brand-nya sendiri. Sedang Citizen memproduksi mesin mentah untuk brand-brand lain. Bahkan jam Swiss juga ada yang pakai. Sila teliti jam quartz anda. Kalau anda menemukan label Miyota pada mesinnya, itulah produk dari Citizen.

Karena itulah jam Quartz murah membanjiri pasar dunia. Akibatnya industri jam mekanik Swiss semakin terperosok dan memaksa mereka lebih melabeli diri sebagai produk mewah daripada yang merakyat. Tentu itu tak sejalan dengan semangat The Citizen di masa awal…jam untuk semua kalangan. Dan karena jam quartz begitu murah, maka negara lain berupaya menyerap dan menirunya. Cina kemudian menjadi salah satu negara produsen mesin jam yang bahkan lebih murah dari Citizen.


Jam yang saya pajang di foto ini adalah salah satu contoh hasil percikan kecil dari perkembangan pesat industri Jepang. Selain karena jam ini diproduksi tepat pada bulan dan tahun kelahiran saya, bahkan nomor serinya pun cocok dengan tanggal lahir saya, ia hadir secara “ajaib” (ada ceritanya tersendiri hehehe). Tiap memegang atau memakainya, saya seakan ingat detik-detik saya terlahir. Jam ini adalah penghubung saya di masa ini dengan sejarah besar dunia di masa silam. Percikan-percikan sejarah mewujudkan detak mesinnya. Sejak Jepang terlibat perang, Revolusi Bolshevik, Perang Dunia II, seumur jagung menjajah Nusantara, jatuhnya bom atom di Hiroshima Nagasaki, era swa sembada pangan di rezim Suharto, era reformasi dan kini…saat saya memutuskan keluar rel dari jalur normal, mematahkan “kaki-kaki kenormalan” demi sebuah passion.

Ada benturan kejadian-kejadian dan peleburan tujuan dalam sejarah lampau yang mewujud hingga seperti ini. Kita adalah butiran air dari salah satu arus sungai energi semesta yang mengalir. Jam tangan adalah piranti yang mengingatkan kita tentang hal itu. Bukan cuma penanda waktu tapi juga penanda batin. Menghubungkan diri dengan Sang waktu, mensyukuri pencapaian.

Ini bukan jam mahal melainkan jam dengan value yang sifatnya personal. Saya memakainya saat saya ingin mem-boosting level semangat, saat saya bersedih karena kegagalan sesuatu, saat saya ingin mensyukuri sesuatu, saat saya lupa bahwa kehadiran saya di dunia bukanlah semata kebetulan dan banyak saat-saat lain.

Citizen dengan mesin caliber 8200A, automatic dengan 21 jewels, dengan komplikasi tanggal dan hari, diperuntukkan khusus untuk pasar domestik Jepang. Citizen memproduksi dua macam jam. Yakni untuk pasar domestik mereka (istilahnya Japanese Domestic Market alias JDM) dan yang untuk dijual di luar Jepang. Saat saya terima, jam ini dalam kondisi relatif kinclong. Nyaris persis saat baru dijual di toko.

Sayangnya ada satu minus. Crown (kenop pemutarnya) bengkok. Karena obsessive complusive disorder saya kumat, saya coba luruskan crown itu pakai tang. Saya lupa itu jam tua dan stem batangnya dari baja. Baja itu kuat tapi getas. Dan benar…stem-nya patah. Siang tadi saya bawa ke watchmaker langganan. Karena tak ada crown penyambung yang cocok, digantilah dengan crown jam Quartz yang ukurannya jauh lebih kecil. Crown imut ini ternyata satu-satunya yang pas.

Pelajaran yang saya ambil… hati-hati saat kamu mau meluruskan sesuatu. Mungkin kau akan memperbaikinya, tapi lebih sering kau akan mematahkannya. Dan jam ini menjadi penanda. Kau yang pernah patah, musti terus berputar sebagaimana jarum jam ini. Kau tak lagi utuh, namun kau terus berdetak
 

UPDATE: Akhirnya stem yang patah itu dapat gantinya, secara mengagumkan, dari jam yang juga diproduksi pada tahun dan bulan yang sama tapi dari model berbeda.


PERANG DUNIA DAN PATAHNYA SEBUAH STEM JAM
(by Gugun)

Tahun 1918, setahun setelah Revolusi Bolshevik di Rusia, Jepang berupaya semakin memperkokoh posisinya dalam kancah militer dunia. Pengiriman tentara besar-besaran ke Siberia menjadi wujud unjuk diri, bahwa Jepang tidak cuma sangar setelah menang melawan Rusia belasan tahun sebelumnya. Ingat, Jepang adalah satu-satunya negara Asia yang berani “pethakilan” di ujung hidung bangsa Eropa waktu itu.

Kiprah militer ini berdampak strategis bagi perekonomian dalam negeri Jepang. Dengan menjadi pemasok kebutuhan industri negara-negara sekutunya, arus dana yang masuk dialokasikan untuk mengangkat Jepang dari negara yang berhutang jadi pemberi piutang. Industri bertumbuh dengan segala diversifikasinya dan ekspor meningkat berlipat-lipat.

Di tahun ini pula, dilatar belakangi oleh maraknya produk-produk luxury dari Eropa seperti jam-jam Swiss yang beredar di Jepang, seorang penjual jam asal Tokyo bernama Kamekichi Yamazaki mendirikan Institut Riset Jam Shokosha. Yamazaki mengembangkan usahanya hingga pada tahun 1924 ia berhasil menjual jam saku pertamanya. Jam saku itu oleh Walikota Tokyo diberi nama “The Citizen”, dengan harapan kelak produk tersebut akan merakyat dan dimiliki oleh semua warga dengan murah. Produk itu sukses besar. Maka nama Citiizen kemudian dipilih menjadi brand perusahaan. Tak menunggu terlalu lama. Citizen menjadi produsen jam terbesar di dunia bersaing ketat dengan Seiko yang jauh lebih dulu berdiri.

Tahun 1945, Jepang luluh lantak karena bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki. Kalau mau keukeuh melawan kekuatan dengan kekuatan, tentu rakyat jadi korban. Syukurnya, Jepang adalah bangsa berwawasan bijak yang cepat belajar. Setelah itu, Jepang berubah total. Negara yang sebelumnya agresif secara militer menjadi negara pasif. Kekuatan militer mereka hanya disumbangkan untuk perdamaian.

Tetapi “nafsu ekspansif” tak luruh begitu saja. Tidak secara militer namun ekspansif secara ekonomi. Pertumbuhan industri pasca perang membuat Jepang gigih mengekspansi negara lain lewat lini perdagangan. Citizen Watch. Co. yang pada masa itu sukses sebagai produsen jam besar nasional, tentu tak ketinggalan. Lewat kiprah presiden perusahaannya yang baru yakni Eiichi Yamada, jam Citizen mulai dijual ke seluruh dunia.

Ini memberi kita pelajaran yang indah soal manajemen kekuasaan. Ketika kamu tak mampu lagi menguasai seseorang dengan kekerasan, kuasai mereka dengan kebutuhan. Jepang sudah tak mampu perang, tapi negara mana yang tak bergantung pada industri dan teknologinya? Jam tangan yang banyak kita pakai sekarang ini, meski bikinan Cina sekalipun tak luput dari percikan perubahan semangat itu.

Pada tahun 1970, Jepang mendahului Swiss sebagai produsen jam tangan terbesar di dunia lewat kemunculan teknologi baru saat itu…Quartz. Meski diawali oleh Eropa, teknologi Quartz di kemudian hari lebih sukses dikembangkan oleh Jepang. Yakni oleh Seiko, pesaing senior Citizen. Bedanya Seiko dengan Citizen adalah bahwa Seiko lebih eksklusif memproduksi mesin jam hanya untuk brand-nya sendiri. Sedang Citizen memproduksi mesin mentah untuk brand-brand lain. Bahkan jam Swiss juga ada yang pakai. Sila teliti jam quartz anda. Kalau anda menemukan label Miyota pada mesinnya, itulah produk dari Citizen.

Karena itulah jam Quartz murah membanjiri pasar dunia. Akibatnya industri jam mekanik Swiss semakin terperosok dan memaksa mereka lebih melabeli diri sebagai produk mewah daripada yang merakyat. Tentu itu tak sejalan dengan semangat The Citizen di masa awal…jam untuk semua kalangan. Dan karena jam quartz begitu murah, maka negara lain berupaya menyerap dan menirunya. Cina kemudian menjadi salah satu negara produsen mesin jam yang bahkan lebih murah dari Citizen.


Jam yang saya pajang di foto ini adalah salah satu contoh hasil percikan kecil dari perkembangan pesat industri Jepang. Selain karena jam ini diproduksi tepat pada bulan dan tahun kelahiran saya, bahkan nomor serinya pun cocok dengan tanggal lahir saya, ia hadir secara “ajaib” (ada ceritanya tersendiri hehehe). Tiap memegang atau memakainya, saya seakan ingat detik-detik saya terlahir. Jam ini adalah penghubung saya di masa ini dengan sejarah besar dunia di masa silam. Percikan-percikan sejarah mewujudkan detak mesinnya. Sejak Jepang terlibat perang, Revolusi Bolshevik, Perang Dunia II, seumur jagung menjajah Nusantara, jatuhnya bom atom di Hiroshima Nagasaki, era swa sembada pangan di rezim Suharto, era reformasi dan kini…saat saya memutuskan keluar rel dari jalur normal, mematahkan “kaki-kaki kenormalan” demi sebuah passion.

Ada benturan kejadian-kejadian dan peleburan tujuan dalam sejarah lampau yang mewujud hingga seperti ini. Kita adalah butiran air dari salah satu arus sungai energi semesta yang mengalir. Jam tangan adalah piranti yang mengingatkan kita tentang hal itu. Bukan cuma penanda waktu tapi juga penanda batin. Menghubungkan diri dengan Sang waktu, mensyukuri pencapaian.

Ini bukan jam mahal melainkan jam dengan value yang sifatnya personal. Saya memakainya saat saya ingin mem-boosting level semangat, saat saya bersedih karena kegagalan sesuatu, saat saya ingin mensyukuri sesuatu, saat saya lupa bahwa kehadiran saya di dunia bukanlah semata kebetulan dan banyak saat-saat lain.

Citizen dengan mesin caliber 8200A, automatic dengan 21 jewels, dengan komplikasi tanggal dan hari, diperuntukkan khusus untuk pasar domestik Jepang. Citizen memproduksi dua macam jam. Yakni untuk pasar domestik mereka (istilahnya Japanese Domestic Market alias JDM) dan yang untuk dijual di luar Jepang. Saat saya terima, jam ini dalam kondisi relatif kinclong. Nyaris persis saat baru dijual di toko.

Sayangnya ada satu minus. Crown (kenop pemutarnya) bengkok. Karena obsessive complusive disorder saya kumat, saya coba luruskan crown itu pakai tang. Saya lupa itu jam tua dan stem batangnya dari baja. Baja itu kuat tapi getas. Dan benar…stem-nya patah. Siang tadi saya bawa ke watchmaker langganan. Karena tak ada crown penyambung yang cocok, digantilah dengan crown jam Quartz yang ukurannya jauh lebih kecil. Crown imut ini ternyata satu-satunya yang pas.

Pelajaran yang saya ambil… hati-hati saat kamu mau meluruskan sesuatu. Mungkin kau akan memperbaikinya, tapi lebih sering kau akan mematahkannya. Dan jam ini menjadi penanda. Kau yang pernah patah, musti terus berputar sebagaimana jarum jam ini. Kau tak lagi utuh, namun kau terus berdetak
 

UPDATE: Akhirnya stem yang patah itu dapat gantinya, secara mengagumkan, dari jam yang juga diproduksi pada tahun dan bulan yang sama tapi dari model berbeda.


Baca
 
Copyright © 2011.    KRONOSTORIA - All Rights Reserved
Thanks maturnuwun to MASTEMPLATE and also dumateng TUKARCERITA